Banjarnegara – Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mencanangkan Titik O Malaria di Ponpes Rudhotussalam di Desa Rejasari Kecamatan Banjarmangu, Selasa (20/8/2019). Seremoni ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh bupati yang diserahkan kepada kades Rejasari terpilih, Nur Aziz ST.
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Badan Litbang Kesehatan Kemenkes, Kepala Dinkes Banjarnegara dan jajarannya, Forkompinca, perangkat desa, masyarakat serta ratusan santri Rudhotussalam Desa Rejasari.
Kepala Dinkes Kabupaten Banjarnegara, dr Ahmad Setiawan, mengatakan, acara ini bertujuan untuk meneguhkan komitmen bersama Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Banjarnegara untuk bersama-sama melakukan eliminasi malaria.
“Pemerintah bersinergi dengan masyarakat termasuk kalangan pondok pesantren. Ini relevan sekali karena bagaimanapun penyakit juga datang dari Allah. Kita manusia berupaya dengan pengobatan medis,” katanya.
Menurut dr Ahmad, dari 35 kabupaten kota di Jawa Tengah, 31 daerah sudah dinyatakan bebas, sementara 2 kabupaten segera menyusul yaitu Kebumen dan Cilacap.
“Alhamdulillah Kabupaten Banjarnegara sudah bebas sehingga riharapkan di Jateng benar-benar dinyatakan bebas malaria,†imbuhnya.
“Di Banjarnegara tahun 2019 masih ada 2 kasus dan alhamdulillah sudah terobati, termasuk di wilayah Kecamatan Banjarmangu ini,” imbuhnya.
Sementara itu Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono meminta, dengan pencanangan ini harus di gencarkan lagi upaya gebrak malaria, sehingga di Banjarnegara ini benar-benar titik nol malaria
“Harus di gencarkan lagi, bukan cuma di desa ini. Disinikan hanya seremoni pencanangan, aksinya seluruh wilayah, untuk mencapai program kesehatan Indonesia bebas malaria tahun 2022,†kata Bupati.
Pemkab, kata bupati, sudah membuat Perbup eliminasi malaria yang disambut oleh Perdes survey dan migrasi.
“Sejak awal tahun saya juga sudah instruksi ke desa agar bisa menggunakan dana DD/ADD untuk eliminasi malaria serta minta dukungan lintas sektor tokoh agama, tokoh masyarakat untuk bersama berantas malaria,†ujar bupati.
“Saya juga selalu memantau lewat Dinkes,” imbuhnya.
Upaya untuk penanggulangannya, kata Budhi, segera difokuskan, karena nyamuk malaria itu bisa terbang hingga jarak sekitar 3 sampai 4 kilometer.
Secara nasional, berdasarkan data dari Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tercatat ada 12 kabupaten/kota di pulau Jawa yang memiliki eliminasi malaria. Jawa Tengah dan Jawa Barat masuk dalam kategori ini.
Penyakit malaria ditularkan oleh nyamuk Anopeles dengan gejala badan demam, kaku, pusing, mual dan lainnya. Saking fenomenalnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, telah ditetapkan Hari Nyamuk sedunia yakni tanggal 20 Agustus.(Muji P/Dinkominfo)
0 Komentar