BANJARNEGARA – Festival Rawapusung II yang digelar di Desa Beji Kecamatan Pejawaran, sukses digelar. Festival yang dihelat selama tiga hari hari, 20-22 September 2019 ini berhasil memukau ribuan pengunjung dari Kabupaten Banjarnegara dan berbagai daerah seperti : Wonosobo, Batang, Pekalongan, Yogyakarta, Kendal, hingga Jakarta.
Rangkaian event Festival yang baru terselenggara dua kali ini penuh pesona budaya khas desa pegunungan, seperti : Ruwatan Desa, wayang kulit, jepin, rodad, Embeg serta Lampion. Dan sebagai puncaknya, Minggu (21/9/2019) dilaksanakan prosesi pemotongan rambut anak gimbal oleh Bupati Budhi Sarwoni. Prosesi ini digelar di Rawapusung, wisata andalan Desa Beji.
Dua bocah gimbal, Nadia Ulfa (5 th) dan Syifa Muasah (9 th) dicukur rambutnya oleh Bupati Budhi Sarwono dan pejabat lain yang hadir pada perhelatan akbar di desa itu.
Nadia dari Desa Babadan Pagentan itu minta di belikan HP baru dan kalung emas, sementara Syifa dari Dusun Genting, Beji, meminta sepeda mini sambil di pangku embahnya. Jamasan dimulai dengan acara pengambilan air di Rawapusung, yaitu sebuah mata air yang di keramatkan warga dan sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka. Pengambilan air ini dilakukan oleh kamitua desa dengan diiringi  warga yang berpakaian adat Jawa, menggunakan kendi.
Sekitar pukul 11.00, acara yang dinantikan yaitu prosesi pemotongan rambut gembel pun dimulai. Dua anak berambut gembel itu diarak menggunakan tandu. Dengan diikuti segenap warga masyarakat dan pengunjung yang hadir, mereka berarak menuju ke lokasi pencukuran yaitu embung Rawapusung. Pencukuran dilakukan oleh Bupati didampingi sesepuh desa, tokoh agama dan camat pejawaran, Drs. Aswan. Turut pula anggota DPRD Zarkasy dan Kepala Dispermades Agus Kusuma. Usai rambutnya dipotong, mereka dibopong orang tuanya dan dicukupi keinginannya.
Selain cukur rambut gimbal sebagai agenda utama, juga ditampilkan aneka kesenian khas seperti : Jepin, rodad, dan kuda lumping. Jepin merupakan kesenian khas yang berupa bela diri Jawa kuno dikombinasikan dengan gerakan tarian dan tabuhan rebana sebagai pengatur tempo. Festival juga dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Pada prosesi ini seluruh masyarakat dan wisatawan mengikuti rangkaiannya dengan khikmad. Mulai dari penjamasan, pemotongan, larungan dan doa bersama.
Bupati Budhi Sarwono, mengucapkan rasa bangganya bahwa desa Beji mampu menyelenggarakan event yang cukup besar.
“Yang jelas saya salut, event ini sangat bagus dan kreatif,” kata Bupati,” Festival Rawapusung ini harus dilestarikan.”
Budhi menambahkan, Pemkab Banjarnegara selalu mendukung pembangunan desa yang mengarah pada pemberdayaan warganya.
“Sesuai visi kami, setelah infrastruktur selesai kami akan genjot pariwisata, antara lain dengan pembangunan infrastruktur wisata seperti perbaikan dan pelebaran jalan,”
“Tahun 2020 dar Beji – Pagentan via Tegaljeruk sudah dialokasikan anggaran sebesar Rp 8,5 miliar,” imbuh Budi, “Ini tak lain untuk menghidupkan ekonomi rakyat Beji dan sekitarnya.”
Kepala desa Beji, Sarman, mengatakan bahwa masyarakatnya sangat mengharapkan agar Festival ini bisa lestari, sehingga bisa digelar setiap tahun dengan peningkatan kualitas yang lebih baik.
“Semoga kegiatan ini bisa lestari. kami berkomitmen untuk melanjutkan acara ini agar semakin besar dan menjadikannya salah satu event budaya bergengsi, siapapun yang nanti memimpin Desa Beji,†katanya.
Istimewanya, dari penyelenggaraan Festival Rawapusung ini, penduduk menyediakan rumahnya sebagai homestay bagi para tamu seperti wartawan, fotografer, seniman dan wisatawan dari luar daerah.
“Bagus sekali ada acara bagus seperti ini di desa. Salut untuk kreatifitasnya “ tutur Budi, warga Yogyakarta.
Usai prosesi potong rambut gembel, acara ditutup dengan doa untuk keselamatan desa dan agar kedua anak gembel yang dipotong rambutnya hilang sukertanya. *Â (Muji P/Dinkominfo)
0 Komentar