Inovasi Elite Baby Ingin Tembus Top 45

Kabupaten Banjarnegara mengikuti tahapan presentasi dan wawancara TOP 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).

Satu inovasi di bidang kesehatan untuk mengurangi angka kematian bayi di Kabupaten Banjarnegara, Elite Baby, milik Dirbadiyah bidan Puskesmas Banjarmangu I dipresentasikan secara daring dihadapan Tim Panel Independen KIPP 2020 melalui video conference di Ruang Rapat Bupati, Selasa (7/7).

Paparan inovasi disampaikan oleh Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin didampingi oleh inovator dan dr Ahmad Setiawan, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinkes Kabupaten Banjarnegara.

Usai menyampaikan paparannya, Wabup Syamsudin mengungkapkan rasa optimis bisa meraih hasil yang positif dari presentasi dan wawancara yang telah dilakukan. Inovasi Elite Baby menurutnya merupakan upaya menjaga aset masa depan yaitu anak sebagai generasi penerus bangsa. Dia ingin inovasi tersebut bisa melaju ke tahapan selanjutnya.

“Tentunya kami ingin inovasi ini bisa terus melaju dan masuk ke TOP 45,” ungkapnya

Wabup juga memberikan apresiasi kepada Dirbadiyah yang telah membuat inovasi pelayanan publik di bidang kesehatan. Dia menilai hal tersebut sangat sesuai dengan kondisi di Kabupaten Banjarengara, dimana angka kematian bayi masih cukup tinggi. Dia berharap inovasi tersebut dapat diterapkan di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara agar angka kematian bayi dapat ditekan.

“Ke depan kami ingin inovasi ini dapat diterapkan di seluruh desa di Banjarnegara agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua masyarakat,” tuturnya

Wabup menambahkan, kompetisi inovasi pelayanan publik dari Kemenpan- RB ini menjadi motivasi dan mendorong para ASN yang visioner di berbagai bidang untuk menciptakan inovasi-inovasi yang dapat membantu terwujudnya tujuan pembangunan.

Dirbadiyah sebagai inovator Elite Baby menjelaskan, inovasinya dilatarbelakangi keprtihatinan terhadap tingginya angka kematian bayi di wilayah kerjanya. Terobosan barunya diaplikasikan melalui pemeberian gelang kendali dengan tiga warna yaitu hijau, kuning dan merah yang terbuat dari rempah-rempah kepada ibu hamil. Gelang kendali tersebut bertujuan untuk menandai kondisi ibu hamil agar masyarakat terdekat dapat ikut memantau keadaan dan siaga jika terjadi sesuatu pada ibu hamil tersebut.

“Gelang kendali warna hijau untuk ibu hamil dengan resiko rendah, kuning resiko tinggi dan merah resiko sangat tinggi,” terangnya

Setelah diberi gelang kendali, lanjutnya, tiga minggu sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL) dilakukan kunjungan untuk pemantapan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang melibatkan kader, tokoh masyarakat, bidan, dukun bayi dan mobil siaga desa dalam rangka deteksi dini risiko pada ibu dan bayi.

“Setelah itu kader juga akan melakukan pendampingan bayi sampai umur satu tahun menggunakan lembar pantauan,” katanya

Dikatakan, Inovasi ini awalnya dilakukan di satu desa kemudian dikembangkan menjadi lima desa dan sekarang sudah 9 desa. Rencananya inovasi Elite baby juga akan direplikasikan di seluruh Puskesmas di Banjarnegara. Sejak diterapkan pada tahun 2019, angka kematian bayi yang terdata di Puskesmas Banjarmangu I turun dari 9 kasus kematian bayi di tahun 2018 menjadi 3 kasus di tahun 2019.

Dirbadiyah mengaku senang dan bangga karena inovasinya bisa menembus TOP 99 bersaing dengan 2307 inovasi se Indonesia. “Alhamdulillah dari sekian banyak inovasi, Elite Baby bisa terpilih masuk di 99 inovasi terbaik,” pungkasnya. (amar)

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *