Wahyudi Guru Matematika Rendah Hati Dengan Sederet Prestasi

Guru jangan terkungkung rutinitas harian saja, berangkat, mengajar lalu pulang. Seorang guru juga perlu mengembangkan potensi diri dan keluar dari zona nyaman dengan membuat terobosan atau inovasi. Hal tersebut disampaikan oleh Wahyudi, seorang guru yang memiliki sederet prestasi melalui karya inovasi dan menulisnya dalam bidang pendidikan.

Guru matematika yang saat ini mengabdi di SMP N 2 Mandiraja ini, telah membuat beberapa inovasi media pembelajaran dan diterapkan ke anak didiknya, kemudian dia tuangkan dalam bentuk tulisan sabagai laporan penelitian. Salah satu inovasinya adalah mempermudah pemfaktoran persamaan kuadrat menggunakan papan pemfaktoran.

“Siswa akan lebih mudah menangkap dan menyimpan pelajaran dalam memorinya jika menggunakan objek konkret,” kata pria kelahiran Boyolali, 11 September 1981 saat ditemui di tempat kerjanya, kemarin.

Dari penelitian terhadap inovasi media pembelajaran yang dibuatnya menjadi beberapa karya tulis berhasil meraih prestasi dari tingkat kabupaten hingga nasional, antara lain Juara 1 Lomba LKIG Tingkat Nasional di LIPI Jakarta Tahun 2012, Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Populer Tingkat Nasional Di Jogjakarta Tahun 2013, Juara 1 Tingkat Kabupaten Lomba Guru Berprestasi SMP Tahun 2017 dan terbaru berhasil meyabet Juara 1 Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah LP Maarif Tahun 2019.

Ayah dari tiga orang anak ini menceritakan awal ikut lomba ketika ada program BERMUTU (Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2010 agar guru-guru bisa meningkatkan nilai ujian nasional di kabupaten/kota melalui perbaikan pembelajaran serta menerapkan inovasi di kelas. Program tersebut juga dilombakan agar para guru bersemangat untuk menyukseskan program tersebut. Dalam kesempatan itu, Wahyudi menjadi terbaik kedua Tingkat Kabupaten Lomba Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tahun 2010.

Sampai saat ini sudah banyak lomba yang Wahyudi ikuti dan beberapa diantaranya menjadi nomor satu. Guru yang juga hobi menulis ini membuat buku dari hasil penelitian inovasinya dan sudah 7 buah buku yang diterbitkan. Selain itu Wahyudi juga dipercaya ikut tim Penyusun dan Penelaah Soal Nasional Puspendik Kemendikbud Tahun 2017 – 2019.

“Untuk tahun ini saya kembali dipercaya Kemendikbud untuk masuk tim penyusun AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) pengganti Ujian Nasional,” katanya

Wahyudi memberikan motivasi bagi para guru untuk tidak takut mencoba membuat inovasi, menulis dan mengikuti kompetisi. Semua guru bisa melakukan hal yang dilakukannya karena modalnya adalah berani mencoba.

“Ketakutan yang paling banyak terjadi ketika memulai sesuatu bukan tentang kegagalan yang akan terjadi tapi ketakutan untuk mencoba,” tuturnya

Wahyudi juga menyikapi peran guru di era revolusi industri 4.0 seperti saat ini. Baginya guru adalah sumber belajar yang tidak tergantikan. Meskipun di era kemajuan teknologi yang semakin pesat, peran guru dalam penanaman nilai, karakter serta sebagai motivasi dan inspirasi bagi anak didik tidak dapat dialihkan dengan teknologi. Hal itu membuat Wahyudi selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya agar menjadi sosok guru yang profesional dan memiliki kompetensi untuk mencerdaskan anak didiknya. (amar)

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *