BANJARNEGARA – Inovasi AJA MAGIZ (Aksi Jitu Atasi Masalah Gizi) milik Eka Sulistiyah, Nutrisionis Pelaksana di Puskesmas Pagentan 2 mengikuti tahapan presentasi dan wawancara TOP 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun 2021
Paparan inovasi di bidang kesehatan tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin didampingi Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, dr Latifa Hesti Purwaningtyas dan sang inovator secara daring dihadapan Tim Panel Independen KIPP 2021 melalui video conference di Ruang Rapat Wakil Bupati, Selasa (7/7).
Wabup Syamsudin meyampaikan rasa optimis inovasi dari Kabupaten Banjarengara ini bisa meraih hasil yang positif usai kegiatan presentasi dan wawancara yang telah dilakukan. Dia berharap inovasi ini bisa melaju lolos ke tahapan selanjutnya.
“Apapun hasilnya, kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Semoga bisa meraih hasil seperti yang diharapkan,” katanya
Wabup menginginkan inovasi ini nantinya dapat diterapkan di seluruh desa di wilayah Kabupaten Banjarnegara agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua masyarakat.
Lebih lanjut, Wabup memberi apresiasi kepada Eka Sulistiyah sang inovator. Dia menilai status kepegawaiannya sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) tidak menghambat kreativitas dan semangatnya untuk membuat inovasi hingga mampu menembus TOP 99 KIPP.
“Melihat hal tersebut seharusnya bisa memantik serta mendorong para ASN Banjarnegara di berbagai bidang untuk turut menciptakan inovasi-inovasi dalam pelayanan publik,” tuturnya
Inovator AJA MAGIZ, Eka Sulistiyah menerangkan, inovasinya dilatarbelakangi keprihatinan melihat kondisi disekitar tempat kerjanya dengan adanya kasus bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang lahir dari ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK).
“Di tahun 2018 terdapat 23 bayi BBLR. ada 9 bayi BBLR dari jumlah total tersebut lahir dari ibu yang KEK,” ujarnya
Hal tersebut membuatnya ingin membantu para ibu hamil agar kebutuhan gizinya tercukupi dan mencegah terjadinya bayi BBLR dan ibu hamil KEK. Terobosan barunya diaplikasikan melalui buku pemantauan AJA MAGIZ untuk memantau asupan makanan harian dan memeberikan edukasi gizi sehingga dapat meningkatkan status gizi bagi ibu hamil.
“Inovasi AJA MAGIZ ini awalnya diterapkan di desa Sokaraja sebagai pilot projekct, kemudian sekarang sudah dilaksanakan ke 6 desa lain di wilayah Puskesmas Pagentan 2,” terangnya
Dikatakan, dalam buku tersebut terdapat lembar edukasi dan grafik pertumbuhan, lembar jadwal kontrol, lembar kontrol dan lembar pemantauan asupan. Dalam pelaksanaannya juga melibatkan kader serta tenaga kesehatan lain dalam memantau dan membantu pengisian asupan makanan harian ibu hamil.
“Dengan adanya pemantauan melalui buku AJA MAGIZ ini diharapkan kasus bayi BBLR dan ibu hamil KEK dapat dicegah,” katanya. (amar)
0 Komentar