BANJARNEGARA – Angka prevalensi Balita stunting di Kabupaten Banjarnegara cenderung menurun. Pada tahun 2019 presentasenya adalah 23,74% atau terdapat 10.446 kasus stunting. Sedangkan data di tahun 2021 turun menjadi 22,39% atau masih ada 9.934 Balita di Banjarnegara mengalami stunting.
Meskipun terjadi penurunan yang cukup signifikan, Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin menegaskan penanganan stunting di Kabupaten Banjarnegara masih perlu upaya lebih. Hal ini mengingat target angka stunting nasional adalah 14% di tahun 2024.
“Target nasional angka stunting sebesar 14 % di tahun 2024. Kita harus upayakan agar dapat terwujud, bahkan kalau bisa lebih rendah dari target tersebut,” katanya saat membuka kegiatan Rembuk Stunting di Sasana Bhakti Praja Setda Banjarnegara, Rabu (25/8).
Kasus balita stunting menjadi perhatian serius Pemkab Banjarnegara, lanjutnya. Stunting walaupun bukan merupakan penyakit tetapi tidak boleh dipandang sebelah mata. Anak dengan kondisi stunting cenderung memiliki kecerdasan lebih rendah dibandingkan anak yang tumbuh dengan optimal.
“Stunting dapat mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang,” ujarnya
Oleh karena itu, kata Wabup, dibutuhkan sistem terpadu dan terintegrasi dalam penanganan stunting agar bisa optimal, antara lain komitmen, kampanye perubahan perilaku, konvergensi program, akses pangan bergizi serta pemantauan dan evaluasi.
Dikatakan, penanganan stunting di Kabupaten Banjarnegara tidak hanya tugas Pemkab saja tapi butuh dukungan nyata semua pihak dari lintas sektor.
Plt. Kepala Baperlitbang Banjarnegara, Yusuf Agung Prabowo menyampaikan, kegiatan Rembuk Stunting bertujuan untuk membangun komitmen bersama di lingkungan Pemkab Banjarnegara dalam percepatan penanganan stunting.
“Dengan adanya kegiatan Rembuk Stunting ini diharapkan dapat memeperkuat koordinasi, komunikasi lintas sektor dan menumbuhkan semangat untuk bersatu padu dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Banjarnegara,” terangnya
Yusuf juga mengatakan, sebagai upaya percepatan penanganan stunting, saat ini Kabupaten Banjarnegara telah menetapkan sebanyak 20 desa menjadi lokasi fokus penanganan stunting.
“Terdapat 10 desa lokasi fokus stunting pada tahun 2021 dan ada penambahan 10 desa lagi di tahun 2022,” katanya. (amar)
0 Komentar