BANJARNEGARA – Dalam upaya membantu memerangi kemiskinan, Badan Amal Zakat Infak dan Sedekah (Baznas) Kabupaten Banjarnegara kembali menyelenggarakan pelatihan ekonomi produktif di Gedung Sasana Adiguna Kompleks Setda, Pelatihan kali ini diperuntukkan untuk 40 Pemuda dengan bidang skill meliputi montir sepeda motor, menjahit, rias pengantin, hingga pembudidayaan magot, Selasa (9/11/2021)
Pada saat pembukaan pelatihan ketrampilan Ketua Baznas Banjarnegara, H. Sutedjo Slamet Utomo, S.H M.Hum, mengatakan, Baznas selalu terpanggil untuk memerangi kemiskinan khususnya di wilayah Banjarnegara. Tercermin dari tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan mereka ketrampilan dan skill sebagai bekal bekerja, bahkan membuka lapangan pekerjaan sendiri.
“Setelah melalui masukan dan pertimbangan, kami pilih kegiatan pelatihan ini, karena kami rasa efektif dan diminati generasi muda. Dengan hasil dari pelatihan ini, Baznas berharap nantinya mereka bisa bekerja dengan ketrampilannya tersebut, syukur bisa mandiri, sehingga akan menambah pemasukan keluarga dan mengurangi pengangguran,” kata Sutedjo.
Pada pelatihan yang dibiayai dari dana Baznas Banjarnegara senilai Rp. 170 juta ini, diikuti oleh total peserta 40 orang dibagi dalam 4 kejuruan dengan masing-masing kelompok kejuruan berjumlah 10 orang. Mereka dipilih dari empat wilayah kecamatan, yakni Susukan, Klampok, Mandiraja dan Purwanegara. Mereka akan digembleng di empat lokasi yakni aula Baznas, Bengkel Motor Karang Tengah, aula Dinas Sosial dan BLK Klampok.
“Tak hanya sampai pelatihan, peserta juga dibantu peralatan kerja meliputi mesin jahit lengkap dengan dinamo, peralatan perbengkelan lengkap dengan kompresor, peralatan rias pengantin dan media pembuatan magot. Jadi saya mohon peserta nanti bisa bersikap gemi, titi, gemati, lan taberi,†pesan Sutedjo.
Adapun Asisten Ekbang Kesra, Tursiman S. Sos yang hadir mewakili Plh Bupati Banjarnegara dalam sambutannya mengapresiasi langkah Baznas yang tak henti-hentinya selalu membantu Pemerintah dalam memerangi kemiskinan. Kepada peserta, Tursiman meminta untuk mengikuti pelatihan ini dengan saksama dan serius.
“Tantangan kita kedepan adalah persaingan dengan tenaga kerja asing dan pesatnya teknologi. Yang bisa menghadapinya adalah orang-orang yang kreatif dan inovatif. Jika tidak, lama-lama kita akan tergilas. Manfaatkan betul kesempatan pelatihan ini,†ujar Tursiman.
Salah seorang peserta pelatihan magot (pakan ikan) dari Desa Kaliajir, Danang, merasa sangat bersyukur dirinya bisa mengikuti pelatihan ini.
“Banjarnegara kan sentra ikan Jawa Tengah, dengan pelatihan magot ini semoga kami bisa mengembangkan magot sebagai pakan ikan yang bisa mendatangkan nilai ekonomi,†ujar pemuda tanggung itu. (mjp)
0 Komentar