6 Juni 2022 Jam 16:16

PGRI Provinsi DIY Ziarah ke Makam Dr Sulistiyo di Banjarnegara

BANJARNEGARA – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan ziarah ke makam Dr Sulistiyo, yang ada di Desa Kalitengah, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Minggu (5/6/2022). Belasan pengurus PGRI Provinsi DIY disambut oleh pengurus PGRI Banjarnegara dan juga Yayasan Dr Sulistiyo. Selain berziarah, mereka juga menggelar yasinan dan tahlil di kompleks makam.

Dalam dunia pendidikan, selain nama Ki Hajar Dewantara yang melegenda sebagai Bapak Pendidikan Nasional, ada nama lain yang juga sangat disegani kaum guru dan pendidik, yakni Dr Sulistiyo, tokoh dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Saat menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PGRI), Dr Sulistiyo aktif berjuang dalam meningkatkan kesejahteraan guru, hingga akhirnya terbit UU Guru dan Dosen yang mengakui guru sebagai profesi dan berhak mendapatkan tunjangan profesi. Karenanya, meskipun ia telah meninggal dunia, banyak kalangan guru dari seluruh Indonesia yang berziarah ke makamnya.

Ziarah dipimpin langsung oleh Ketua PGRI DIY sekaligus Sekretaris Daerah DIY, R Kadarmanta Baskara Aji. Dalam sambutannya, Kadarmanta Baskara Aji mewakili rombongan mengakui jika Dr Sulistiyo adalah sosok panutan.

“Kami sangat mengagumi beliau dengan perjuangannya, sangat inspiratif. Kami berterima kasih karena PGRI Banjarnegara telah merawat makam Dr Sulistiyo dengan sangat baik untuk para peziarah,” ujarnya.

Ketua PGRI Kabupaten Banjarnegara Noor Tamami mengungkapkan terima kasih atas kunjungan rombongan dari DIY. Ia mengaku bahagia dengan kunjungan tersebut.

“Kami menerima rombongan dari berbagai daerah, kami ucapkan terima kasih karena kepedulian terhadap makam Dr Sulistiyo. Semoga keberadaan monumen ini menjadi pengingat dan perekat perjuangan guru,” ujar Noor.

Ketua Yayasan Dr Sulistiyo, Suwandi, selaku pengelola makam mengungkapkan pihaknya akan terus membuat kondisi makam semakin baik dan nyaman sebagai pusat konservasi.

“Wilayah Kalitengan merupakan wilayah gersang, sumber air cukup sulit. Tapi inilah tempat dimana Dr Sulistiyo dilahirkan. Karenanya kami ingin agar tempat ini menjadi pusat konservasi, sebagaimana Dr Sulistiyo yang ketika hidup tidak henti berjuang untuk para guru,” jelas Suwandi. *** (mjp).

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *