12 Juli 2022 Jam 20:58

Siswa Baru SMP Negeri 1 Bawang Jalani MPLS

BANJARNEGARA – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) diperlukan dalam rangka penerimaan siswa baru di sekolah untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur (budaya) sekolah.

Pelaksanaan MPLS bagi siswa baru dilakukan dalam bentuk kegiatan yang bersifat edukatif, menarik, dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang nyaman bagi mereka. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dimulai pada 11 Juli 2022, tak terkecuali di SMP N 1 Bawang.

SMP N 1 Bawang merupakan sebagai salah satu sekolah favorit di Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Banjarnegara termasuk ke dalam PPKM level 1 yang diizinkan melaksanakan Pertemuan Tatap Muka (PTM) secara offline.

Kepala Sekolah SMP N 1 Bawang, Fransiska Yuliati Parera, mengatakan MPLS kali ini dilakukan secara offline atau tatap muka.

“Ada perbedaan pelaksanaan MPLS kali ini, kalau tahun sebelumnya karena pandemi sehingga dilaksanakan secara daring atau online, sebagian kecil dilaksanakan di sekolah dan sebagian besar dirumah masing-masing,” kata Fransiska, Senin (11/7/2022).

Pelaksanaan MPLS berlangsung selama tiga hari, Senin – Rabu, (11-13 Juli 2022) dan mengusung tema “Fun Learning, Getting Success” (Gembira belajar, prestasi terkejar) yang bertempat di indoor sekolah meliputi materi :
1. Visi Misi & Struktur Kurikulum
2. Pengenalan Siswa
3. Wawasan Wiyata Mandala
4. Cara Belajar Efektif
5. Pendidikan Karakter
6. Kegiatan Kesiswaan
7. Kecakapan Hidup
8. Pengenalan Budaya Lokal

Pada apel pembukaan Fransiska menyampaikan bahwa kegiatan MPLS ini diikuti oleh 256 peserta yang terdiri dari lulusan siswa SD dan MI hasil dari seleksi PPDB tahun ini.

Sehingga mereka semua masih mengenakan seragam dan atribut asal sekolah masing-masing.

Pada kesempatan itu Fransiska juga meyakinkan kepada peserta bahwa kegiatan ini sama sekali tidak ada unsur perpeloncoan atau bahkan perundungan (bullying) sehingga mereka akan bisa menikmati kegiatan tersebut dengan perasaan yang nyaman dan senang.

“Selama tiga hari ke depan seluruh peserta akan bisa mengikuti pelaksanaan MPLS dengan rasa senang dan nyaman,” ucapnya.

“Tahun ini ada pengenalan lingkungan sekolah, baik secara fisik seperti ruang-ruang bangunan, sarpras maupun non fisik seperti visi misi sekolah, struktur kurikulum, dan lain-lain,” paparnya.

“Total keseluruhan kelas tujuh, delapan, dan sembilan ada 792 siswa, “imbuhnya.

Faizun Ashar, ketua panitia, mengatakan secara sederhana MPLS adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dalam rangka memperkenalkan para siswa baru pada semua hal yang berhubungan dengan sekolah.

Sebelum ada MPLS, kegiatan pengenalan lingkungan sekolah dikenal dengan berbagai nama seperti Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB).

Faizun mengatakan bahwa kunci dari MPLS adalah memberikan pengenalan terhadap lingkungan dan situasi satuan pendidikan dengan cara-cara menyenangkan, tanpa adanya perpeloncoan atau pun tindak kekerasan yang lain.

“Kunci di dalam masa pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik baru ini adalah bagaimana peserta memahami lingkungan situasi yang baru dengan suasana hati yang menyenangkan,” katanya.

Tentu, imbuh Faizun disertai narasi-narasi kegiatan yang dibuat dalam bentuk kreativitas dan model kegiatan yang edukatif sehingga peserta didik baru saat memasuki tahap awal pada lingkungan sekolah yang baru itu merasa nyaman dan menyenangkan.

Selain itu panitia juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk membuat inovasi-inovasi sederhana seperti karya tulis (literasi), karya tangan (prakarya), dan karya pikir (logika, numerasi) pada beberapa materi yang disampaikan.

Salah satu contohnya pada materi Wawasan Wiyata Mandala, seluruh peserta yang terbagi kedalam kelompok kecil melakukan wisata lokal yaitu berkunjung ke sarana prasarana dan ruang bangunan di lingkungan sekolah yang dipandu oleh bapak ibu guru.

Pada kesempatan itu mereka dipersilakan untuk memanfaatkan smart phone mereka untuk mengabadikan setiap momentum yang selanjutnya dibuat menjadi sebuah konten untuk diunggah ke medsos sekolah.

Hal yang sama juga diberlakukan kepada mereka untuk membuat resume kegiatan kedalam karya tulis. “Harapannya nanti di akhir kegiatan ini muncul karya-karya inovatif peserta yang terlahir dari bakat dan kompetensi mereka,” pungkasnya. (mjp/ctr)

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *