BANJARNEGARA – Ribuan warga Banjarnegara mengantarkan jenazah Bupati Banjarnegara periode 2001-2006 / 2011-2016), Drs H. Hadi Supeno M.Si ke peristirahatan terakhirnya, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gotong Royong, Senin (18/7/2022).
Jenazah dilepas oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Tursiman, S.Sos mewakili pemerintah kabupaten. Sedangkan sambutan keluarga diwakili oleh H. Syamsudin S.Pd M.Pd, serta doa dipimpin ketua PCNU Banjarnegara, KH Zahid Khasani S.Pd.I.
Nampak para pejabat dan tokoh masyarakat yang melepas kepergian salah satu putra terbaik Banjarnegara, antara lain : mantan Bupati Sutedjo Slamet Utomo SH M. Hum, mantan wabup Drs Soehardjo, Kapolres, Dandim 0704, para tokoh agama, pendidikan, seniman dan budayawan.
Sesampainya di TPU Gotong Royong, ribuan masyarakat mengikuti prosesi pemakaman dengan khidmat. Nampak istri dan putra-putri almarhum yang mencoba tabah mengikuti prosesi pemakaman. Sepanjang Jalan Selamanik hingga kompleks makam terjadi kemacetan karena animo masyarakat yang ingin bersimpati. Mereka bukan hanya warga Banjarnegara, namun juga dari luar kota dan daerah. Semasa hidupnya Pak Peno-panggilan akrabnya- memang dikenal supel dan luas pergaulan maupun kiprahnya.
H. Syamsudin S.Pd M.Pd, mewakili pihak keluarga memohon maaf atas dosa-dosa dan kesalahan almarhum semasa hidupnya. Menurut Syamsudin, Hadi Supeno adalah satu putra terbaik yamg dimiliki Banjarnegara, dan layak jadi teladan masyarakat.
“Kita semua kehilangan salah satu sosok teladan. Kami mohon maaf mewakili keluarga, sekaligus mohon doa Bapak Ibu Saudara sekalian, semoga almarhum diterima di tempat terbaik sisi-Nya,” katanya saat pelepasan jenazah di rumah duka, Jalan Selamanik Nomor 45, Banjarnegara.
Budayawan Banyumas, Ahmad Tohari, yang turut melayat juga menyatakan hal yang sama. Di matanya, HS-sebut akrab Tohari untuk Pak Peno-adalah sosok yang cerdas, pembelajar, pekerja keras dan banya melahirkan ide-ide brilian.
“Pak Hadi Supeno orang baik. Beliau banyak menginspirasi, mampu menggerakkan banyak kebaikan,” ucapnya kepada Sarah Matari, putri Hadi Supeno.
Dikisahkan Tohari, Hadi Supeno baru saja meluncurkan buku “Spiritualitas Kata Ahmad Tohari” yang diluncurkan pada 2 Juli 2022 pada acara Kemah Sastra di Baturaden.
“Kami baru dua minggu lalu kemah bersama. Beliau baca puisi, bernyanyi dan seperti biasa berorasi yang sangat mempesona para peserta yang merupakan penulis dari berbagai penjuru tanah air. Tak disangka, itulah kenangan terakhir kami,” ucap novelis kondang ini menahan haru.
Almarhum Hadi Supeno meninggalkan seorang istri bernama Hj. Sakinatun serta tiga orang anak : Adam Mega Tiarawan, Sarah Matari, dan Bumi Hera Rihlatu. Semasa hidupnya, Hadi Supeno pernah menjadi guru sekolah dasar di Kalasan, Kabupaten Sleman. Kemudian guru SPG Muhammadiyah Borobudur dan Kepala SMA Muhammadiyah Grabag Magelang.
Almarhum juga pernah menjadi dosen dan Kepala Biro Kemahasiswaan di Universitas Muhammadiyah Magelang. Selanjutnya menjadi Kepala Sub-Dinas SLTP dan SLTA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Dinas Pendidikan) Kabupaten Magelang.
Kendati aktif di dunia pendidikan, Hadi Supeno juga meluangkan waktunya untuk menjadi wartawan lepas pada Harian Sore “Wawasan” Semarang dan Majalah “Jakarta-Jakarta”. Almarhum Hadi Supeno mulai terjun ke dunia politik pada tahun 2000 hingga akhirnya terpilih sebagai Wakil Bupati Banjarnegara Periode 2001-2006.
Selanjutnya, Hadi Supeno menjadi Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2007-2010. Usai mengemban jabatan sebagai Ketua KPAI, Hadi Supeno kembali terpilih menjadi Wakil Bupati Banjarnegara Periode 2011-2016.
Selamat jalan putra terbaik Banjarnegara. Teladan dan jasa-jasamu akan selalu kami kenang. *** (mjp/bgs).
0 Komentar