24 Juli 2022 Jam 18:19

PMI Banjarnegara Siapkan Fasilitator Handal Program Berbasis Masyarakat

BANJARNEGARA – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjarnegara terus berupaya melakukan peningkatan kualitas relawan dalam rangka menunjang pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menyiapkan kader dan relawan fasilitator kegiatan berbasis masyarakat yang siap terjun mendampingi dan mendukung program pemerintah.
Kegiatan pelatihan fasilitator berbasis masyarakat digelar pada 22-24 Juli 2022 diikuti 30 relawan yang terdiri dari berbagai unsur yakni Korps Sukarela, Tenaga Sukarela dan Siaga bencana berbasis masyarakat.
Ketua PMI Kabupaten Banjarnegara Amalia Desiana mengatakan, pelatihan difokuskan pada upaya pengurangan risiko bencana dan pencegahan krisis kesehatan berbasis masyarakat.
“Saat ini, paradigma penanggulangan bencana di Indonesia telah bergeser dari tanggap darurat atau respon bencana menjadi upaya mitigasi dan pencegahan,” ujarnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, kondisi tersebut diperkuat dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
“Tugas penanggulangan bencana kini tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga dunia usaha dan masyarakat,” lanjutnya.
Pihaknya menambahkan, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Kepalangmerahan, PMI memiliki tugas membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana, donor darah serta pembinaan generasi muda.
“Kami berharap melalui kegiatan pelatihan ini dapat mencetak fasilitator yang handal untuk mendampingi kegiatan–kegiatan berbasis masyarakat,” tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut, PMI Banjarnegara menghadirkan beberapa fasilitator terkait yang berasal dari BPBD, Dinas Kesehatan, Pengurus PMI Kabupaten Banjarnegara, serta Fasilitator dari PMI Provinsi Jawa Tengah.
Selama tiga hari, peserta diberikan beberapa materi terkait kegiatan berbasis masyarakat, pola pembinaan dan pengembangan serta aplikasi dilapangan.
Beberapa materi yang diberikan antara lain kepalangmerahan, strategi pengurangan AKI dan AKB, strategi PRB berbasis masyarakat, perencanaan pembangunan desa.
Peserta juga mendapatkan materi E-VCA ‘Enhanced Vulnerability and Capacity Asessment’ (kajian kerentanan dan kapasitas tingkat lanjut), CEA (Community Engagement Accountability), terminology dan formula resiko, 11 dimensi ketangguhan, social dimensi tool dan green Response.***

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *