BANJARNEGARA – Pemkab Banjarnegara dan Fakultas Pertanian UNSOED menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan Upgrading Kompetensi Sumber Daya Manusia, 8-9 Oktober 2022 di Surya Room Hotel Surya Yudha Banjarnegara.
Kegiatan ini bertujuan menjajaki dan kerjasama khususnya anatara Unsoed dengan pelaku industri mocaf di Banjarnegara. juga dalam upaya mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Pj Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widirahmanto SH, hadir membuka acara sekaligus memberikan motivasi kepada siswa Unsoed yang sedang melakukan studi lapangan di rumah mocaf Banjarnegara. Hadir pada kegiatan ini antara lain : Para kepala OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Wakil Rektor Bidang akademik UNSOED Dr Ir Noor Farid M.Si, Ketua LPPM Prof. Dr. Rifda Naufalin SP. MSI, Prof Dr Ir Sakhidin MP, Dekan Fakultas Pertanian, Dr Santi Dwi Astuti Koordinator P3T LPPM UNSOED, para mahasiswa dan pemilik Rumah Mocaf Banjarnegara, Riza Riza Azyumarridha Azra.
Tri Harso Widirahmanto dalam kesempatan tersebut menyambut para mahasiswa agar semangat dalam melakukan magang maupun studi banding di Banjarnegara, terutama dalam mempelajari mocaf. Dia berharap para mahasiswa bisa meningkatkan kompetensi baik soft skills dan hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman.
“Mahasiswa adalah SDM berkompeten, calon pemimpin masa depan bagi bangsa yang unggul dan berkepribadian,†katanya.
Lebih lanjut ia memaparkan, bahwa singkong atau ubi kayu sering dipandang sebagai simbol kehidupan masyarakat marjinal. Citra yang melekat pada komoditas ubi kayu selama ini masih cenderung negatif dan identik dengan kemiskinan. Namun dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat, dari berbagai produk turunan berbahan baku ubi kayu yang dibutuhkan untuk industri.
“Saat sekarang kebutuhan akan bahan pangan sehat tinggi serat berbasis ubi kayu meningkat. Karena kandungan nutrisi pada singkong tersebut diyakini lebih bagus untuk kesehatan dibandingkan beras,†kata Tri Harso.
Menurutnya, sebagian besar wilayah Kabupaten Banjarnegara merupakan lahan kering yang potensial untuk pengembangan ubi kayu. Ubikayu di Kabupaten Banjarnegara tersebar di hampir semua kecamatan dengan lima wilayah yaitu di Kecamatan Rakit, Purwanegara, Bawang, Mandiraja, dan Punggelan. Luas areal ubi kayu dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Dan hal ini berdampak pada produksi ubi kayu yang juga semakin menurun.
Penyebab utama penurunan luas tanam adalah harga yang kurang kompetitif terutama terjadi di beberapa tahun yang lalu tahun 2017 harga ubi kayu di tingkat petani hanya Rp 300,- sampai Rp 400/kg. Permasalahan lain yang juga dihadapi adalah kurang minatnya generasi muda bergerak di sector pertanian. Sektor ini dianggap kurang menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
“Namun saat ini sudah banyak produk turunan yang dapat berkembang dari ubi kayu di Banjarnegara. Petani muda pun sudah banyak yang bergerak dalam bisnis ini. Produk turunan ubi kayu utama sebagai sumber bahan pangan alternatif yang lebih sehat sudah banyak berkembang seperti contohnya mocaf. Mocaf diharapkan menjadi alternative substitusi tepung,†tandas Pj Bupati.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang akademik UNSOED Dr Ir Noor Farid M.Si, mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan kerjasama dengan Pemkab Banjarnegara, khususnya dengan Rumah Mocaf. Saat ini dibutuhkan lulusan yang bisa bersaing dan menciptakan lapangan kerja.
“Aktivitas kerjasama yang sudah berlangsung melalui kegiatan seperti magang, PKL, pengabdian, penelitian itu sudah biasa dilakukan. Fakultas menginginkan kerjasama yang sudah biasa dilakukan akan lebih bersemangat menyambut MBKM. Kami ke sini untuk belajar di Rumah Mocaf Banjarnegara,†jelasnya.
Pemilik Rumah Mocaf Banjarnegara, Riza Riza Azyumarridha Azra, dalam pengantar singkatnya menginginkan kolaborasi kaum akademisi dan praktisi.
“Dengan dukungan dan kolaborasi akademisi dan praktisi, akan membuahkan hasil yang maksimal,†katanya. (mjp).
0 Komentar