BANJARNEGARA – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Tengah memasang alat deteksi pergerakan tanah longsor di Banjarnegara pada Selasa, 1 November 2022
Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana mengatakan pihaknya memasang dua unit alat pendeteksi longsor (elawasi) eling siaga lan waspada di dua desa terdampak yakni desa Bantar dan desa Suwidak Kecamatan Wanayasa.
“Ini merupakan respon cepat sesuai perintah dan arahan Bapak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pasca kunjungan ke lokasi pada Kamis 27 Oktober 2022 kemarin,” ujarnya saat langsung terjun ke lapangan dan meninjau lokasi longsor.
Lebih jauh dia menambahkan, respon cepat dilakukan PMI Jawa Tengah dalam rangka persiapan cuaca ektrem yang kemungkinan masih terjadi pada beberapa bulan kedepan.
“EWS yang kami pasang disekitar lokasi pergerakan tanah dan diharapkan menjadikan deteksi dini jika terjadi pergerakan tanah,” lanjutnya.
Pihaknya juga menambahkan, terpenting dari semuanya yakni edukasi dini kepada masyarakat serta kearifan lokal yang terus dipertahankan tentunya dengan mengenali tanda-tanda alam.
“Masyarakat Banjarnegara ini sudah harmonis sekali dengan longsor, dari 20 Kecamatan 18 diantaranya rawan longsor, didukung dengan gotong royong yang sangat kuat,” tegas Sarwa Pramana.
Pembelajaran berharga dari peristiwa Sijeruk dan Sijemblung terdahulu, pola mitigasi bencana di Banjarnegara semakin tertata dengan rapi didukung penyiapan SDM dan relawan yang handal serta tepusat dibawah komando BPBD.
Terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, Sarwa Pramana mengatakan PMI Jawa Tengah dan seluruh pasukan yang ada di kabupaten / kota siap sedia dimobilisasi dengan relawan yang terlatih dibidangnya masing-masing.
“Saat ini Posko PMI diseluruh Kabupaten dan Kota stand by 24 jam dengan relawan dan sarana yang mendukung untuk mobilisasi bencana alam sewaktu-waktu,” ujarnya.
Sementara itu Ketua PMI Banjarnegara Amalia Desiana melalui Sekretaris Titho Agus Wigono mengatakan, PMI selalu berupaya memberikan dan menutupi sisi dalam respon serta penanganan bencana alam.
“Langkah tersebut tentunya dengan selalu berkordinasi dengan BPBD sebagai leading sektor sekaligus komando utama,” ujarnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, dalam penanganan bencana longsor di Bantar dan Suwidak, PMI Banjarnegara mengerahkan relawan terlatih dengan didukung oleh tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat).
“Pada TDB longsor Bantar dan Suwidak PMI Banjarnegara mendapat tugas dalam bidang asessment, logistik, kesehatan, psikososial, Shelter serta layanan Water Sanitation and Hygiene (WASH),” lanjutnya.
Sementara itu Kalakhar BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Andri Sulistyo menyampaikan terima kasih atas sinergi dan respon cepat dari PMI Jawa Tengah dalam penanganan longsor di Bantar dan Suwidak.
“Ini merupakan bentuk sinergi yang cepat dan merupakan bentuk konkret dari seluruh element dalam rangka melayani masyarakat,” ujarnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, dengan 2 buah elwasi yang merupakan produk asli Banjarnegara merupakan salah satu indikator dalam upaya mengurangi resiko bencana.
“Pola sederhana berbasis masyarakat tradional perlu digalakkan kembali seperti Kentongan dan ronda malam serta mengenali tanda alam,” tegas Andri.
Dengan penguatan kapasitas masyarakat serta sinergi yang baik dari berbagai pihak, penanganan bencana serta upaya pengurangan resiko yang terjadi dapat berjalan dengan baik.** Alw
0 Komentar