BANJARNEGARA- Guna membantu percepatan penurunan stunting di Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan Bawang mencanangkan inovasi Si Pepes Koi (Sinergitas Pencegahan dan Penanganan Stunting Kolaborasi Lintas Sektor) di Aula SMA N 1 Bawang, Selasa (15/11/2022).
Si Pepes Koi merupakan inovasi dari Sekretaris Kecamatan Bawang, Ida Khusniatul Fitroh, S. STP., M.Si,. Inovasi ini muncul untuk menyatukan semua stakeholder di Kecamatan Bawang, sehingga semua berkontribusi dan berkolaborasi dalam pencegahan dan penanganan stunting di Kecamatan Bawang sesuai dengan bidang tugasnya.
Si Pepes Koi dicanangkan secara langsung oleh Camat Bawang, Anton Risdianto, S.STP., M.Si. Anton menyampaikan dalam sambutannya bahwa perlu dilakukan kolaborasi dengan seluruh lintas sektor untuk menangani stunting.
“Stunting merupakan masalah nasional, yang tidak bisa ditangani oleh pemerintah saja. Oleh karena itu, perlu sinergi dan kolaborasi dengan lintas sektor sehingga angka stunting bisa diturunkan,†katanya.
Lebih lanjut, Anton menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab stunting adalah adalah pernikahan dini.
“Pentingnya peran generasi muda terutama remaja dalam pencegahan stunting, dengan pemahaman stunting, diharapkan generasi muda untuk menikah pada saat usia sudah mencukupi yaitu 19 tahun,†jelasnya.
Acara launching Si Pepes Koi dilaksanakan di SMAN 1 Bawang dan di MA Wiramastra. Hadir dalam acara tersebut Forkopimca, Puskesmas Bawang 1, Puskesmas Bawang 2, KUA, Perwakilan PT Indonesia Power, Tim Nakes Dari RSI, PLKB, Korwilcam, Pendais, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Pada kegiatan Si Pepes Koi, setiap remaja yang hadir diberikan tablet tambah darah yang diminum secara serentak untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi pada remaja.
Selain itu, dilakukan Bina Psikologi Remaja oleh Kak Alta Psikolog dari RSI Banjarnegara memberikan pemahaman kepada remaja terkait pernikahan dini.
Si Pepes Koi juga menyajikan Nobar (Nonton Bareng) Film “Jo Kawin Bocah†secara serentak tingkat SMA/SMK/MA dan SMP se Kecamatan Bawang.
Harapannya, dengan menonton film tersebut, bisa memberikan pemahaman kepada remaja untuk ikut berkontribusi dalam pencegahan dan penanganan stunting yang berdampak pada menurunnya prevalensi angka Stunting.***
0 Komentar