BANJARNEGARA – Pemkab Banjarnegara menetapkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat bencana kekeringan. Penetapan ini dihasilkan usai rapat koordinasi terkait kekeringan di ruang apat Banjarnegara, Jumat (8/9/2023).
Rapat kordinasi dipimpin oleh PJ Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widi Rahmanto, S.H, dan dihadiri dari berbagai unsur terkait yakni Kodim 0704, Polres Banjarnegara, BPBD, Dinsos, Satpol PP, Direktur PDAM Kabupaten Banjarnegara dan para para pengampu kebijakan lainnya.
Dalam rapat tersebut, pihak-pihak yang terlibat menyampaikan tiap laporannya, serta peran yang dilakukan dalam mendukung penanganan kekeringan. PJ Bupati mengatakan, makin meluasnya dampak kemarau yang terjadi sejak lebih dari dua bulan terakhir, mendorong Pemkab Banjarnegara untuk menetapkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat bencana kekeringan.
“Sudah banyak laporan dari masyarakat yang masuk untuk dibantu air bersih, serta wilayah yang mengalami kekeringan, sehingga dibutuhkan gerak cepat dari kita semua untuk melakukan penanganan kekeringan,†ungkapnya.
Penetapan status dari siaga darurat bencana menjadi tanggap darurat bencana, menurut Tri Harso, berlaku 60 hari ke depan. Dikatakan oleh Tri Harso, anggaran penanggulangan kekeringan di Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara semakin menipis karena tersedot untuk droping air ke desa/ kelurahan terdampak kemarau yang jumlahnya terus bertambah.
“Upaya penanganan, selain melakukan droping air, juga akan dibuat sumur-sumur bor sebagai solusi jangka panjang. Sumur bor dibuat lokasi paling rawan kekeringan, pada titik-titik tertentu sesuai kajian dari geospasial. Kita akan dropping air bersih dengan menggandeng berbagai pihak,†imbuhnya.
Kalakhar BPBD Banjarnegara, Aris Sudaryanto, menambahkan, bahwa pada kondisi saat sudah tetapkan berstatus Siaga Darurat Kekeringan dengan sudah ada 15 Desa dan 5 kelurahan di 9 Kecamatan yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Dari jumlah desa/ kelurahan sebanyak itu, sebanyak 7.628 KK atau 26.718 jiwa menjadi sasaran droping air.
“Sementara ini kami akan tingkatkan dropping air bersih untuk wilayah kota dan desa-desa krisis air tersebar di pegunungan selatan Banjarnegara. utamanya di wilayah Kecamatan Purwanegara, Mandiraja, Bawang dan Pagedongan. Beberapa desa seperti Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja dan Petir Kecamatan Purwanegara telah membuat membuat lubang-lubang di dasar sungai yang nyaris kering. Cara tersebut dilakukan untuk memperoleh air bersih.*** (kominfo_mjp).
0 Komentar