BANJARNEGARA – Kemajuan teknologi akan mendominasi segala sektor kehidupan. Oleh karena itu diperlukan adaptasi. Tantangan pemuda saat ini adalah: menjadi bagian agen perubahan kedepan (agent of change). Tantangan ini mau tidak mau harus dihadapi bersama. Pemuda menjadi bagian dari penggerak perubahan di masa depan. Untuk itu, pemuda harus memiliki daya adaptasi yang tinggi di tengah percepatan teknologi, memiliki daya saing positif, dan bermanfaat bagi sesama.
Hal tersebut disampaikan oleh PJ Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widirahmanto, SH dalam acara Ngaji Nusantara dan Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) di Auditorium STAI Tanbihul Ghofilin, Kamis (12/10/2023).
“Lebih dari itu saya berharap dari sini akan lahir gagasan-gagasan penting tentang kebangsaan, kepemimpinan (leadership) dan kemandirian generasi muda,†harap Tri Harso.
Dikatakan, pada era Revolusi Industri 4.0 generasi muda harus semakin menaruh perhatian pada digitalisasi gerakan pendidikan, ekonomi global, dengan tetap memperkuat wawasan kebangsaan atau cinta tanah air, sebagai platform organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Sejalan dengan tujuan diselenggarakannya acara tersebut, Tri Harso mengajak kepada semua peserta Ngaji Nusantara untuk bersama berpartisipasi dalam kemajuan Bangsa Indonesia.
“Saya mengajak kepada semua yang hadir untuk ikut berpartisipasi dan berkolaborasi membangun bangsa,†ajaknya.
Tri Harso juga menambahkan, agar kegiatan musyawarah antar mahasiswa seperti Ngaji Nusantara ini dapat terus terselenggara, sehingga menumbuhkan jiwa nasionalisme, kemandirian dan wawasan luas bagi mahasiswa.
Acara Ngaji Nusantara dan Muspimnas dihadiri 65 perwakilan dari BEM PTNU di seluruh Indonesia serta 131 perwakilan civitas akademik perguruan tinggi Banjarnegara. Tiga narasumber berkesempatan hadir untuk mengisi materi “Ngaji Nusantara†meliputi: KPU Banjarnegara, Badan Kesbangpol, dan Polres Banjarnegara.
Ketua Presidium nasional BEM PTNU, Baha’ur Rifki, menjelaskan, kegiatan mengusung tema “Menuju Indonesia Emas : Aksi Bersama Untuk Pemilu Damai†dilatar belakangi oleh Indonesia yang sebentar lagi akan menghadapi tahun pemilu. Sehingga hal ini perlu persiapan sebaik mungkin, seperti pentingnya peran mahasiswa dalam mensosialisasikan pemilu yang baik dan benar kepada Masyarakat.
“Pemilu 2024 sangat sakral. Dan inilah momentum kita untuk menjadikan Indonesia emas. Jangan sampai salah memilih pemimpin,†tuturnya.
Dia menambahkan tentang pentingnya mengenalkan politik kepada masyarakat, apalagi kaum muda yang baru saja mengenal adanya pemilu. Jangan sampai salah memilih, ataupun terpengaruh dengan partai politik yang kurang sportif.*** (kominfo_gas/nida).
0 Komentar