BANJARNEGARA – Memasuki musim penghujan, kondisi wilayah Kabupaten Banjarnegara harus diwaspadi. Musim penghujan tahun ini pada terjadi pada akhir Oktober dan puncaknya pada bulan November-Desember, dengan intensitas tinggi dan sangat tinggi atau lebat dan sangat lebat. Dengan kondisi hujan yang tinggi dan sangat tinggi, akan membawa potensi bencana hidrometrologi baik tanah longsor, banjir, angin puting beliung, petir, angin kencang, dan sebagainya.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara, Hery Susanto Wibowo, M.si saat Rapat Koordinasi Kesiapan Menghadapi Musim Hujan Tahun 2024/2025 di wilayah Kabupaten Banjarnegara, di Pringgitan rumah dinas Bupati Banjarnegara, Selasa (5/11/2024).
Rakor dihadiri oleh jajaran Forkopimda, BMKG, para kepala OPD, Camat, serta berbagai elemen pendukung pemerintahan di kabupaten Banjarnegara. Rakor tersebut diselenggarakan untuk menindaklanjuti rapat kesiapan menghadapi musim hujan tahun 2024/2025 di BPBD Provinsi Jawa Tengah, yang mengamanatkan agar kabupaten/kota segera melakukan rapat koordinasi kesiapan menghadapi musim hujan, sehingga seluruh elemen mempunyai kesiapan apabila terjadi bencana akibat musim hujan.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD kabupaten Banjarnegara, Tursiman S. Sos menyampaikan untuk penanganan bencana pada musim kemarau yang telah dilakukan adalah penanganan kekeringan. Sampai dengan hari ini sudah ada 22 desa dan 2 Kelurahan di 10 Kecamatan yang sudah mendapat droping air bersih untuk masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih. Total pengiriman air bersih sampai dengan hari ini sudah 2.386.800 liter atau 493 tangki, dengan penerima manfaat 3.447 KK 11.451 jiwa.
“Memasuki musim penghujan tahun 2024-2025 kami laporkan ada beberapa kejadian yang yang menimbulkan kerugian di masyarakat, antara lain angin kencang di desa Kalilunjar kecamatan Banjarmangu dan kecamatan Pagedongan, dan tanah longsor di desa Karangkobar kecamatan Karangkobar dan di desa Kincang kecamatan Rakit yang mengakibatkan tembok dapur warga jebol. BPBD sudah melakukan penanganan dan memberikan bantuan logistik berupa makanan dan bahan bangunan. Dilaporkan juga terjadi pergerakan tanah di desa Metawana kecamatan Pagentan pada tanggal 3 November 2024, yang mengakibatkan 4 bangunan mengalami kerusakan dan 2KK 8 jiwa mengungsi ke tempat saudaranya,” terang Tursiman.
Sementara itu Pj Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi S. Sos, mengatakan, prakiraan cuaca dan hujan oleh BMKG pada bulan November, Desember dan Januari cuaca memasuki masa musim hujan sedang dan hujan lebat. Terkait dengan hal tersebut, ia meminta semua pihak untuk mengantisipasi hal-hal berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana. Menurut Masrofi, semua maklum bahwa di Banjarnegara sering terjadi bencana, maka diperlukan langkah keterpaduan antar instansi agar apabila terjadi bencana sudah siap siaga.
“Syukur-syukur tidak terjadi bencana, karena apabila terjadi bencana itu mahal harganya, juga kasihan masyarakat. Tentu saja masyarakat agar dapat mengantisipasi misal apabila ada rekahan tanah dan lain sebagainya maka untuk segera melaporkan sehingga kita dapat meminimalisir resiko dengan mengambil tindakan yang diperlukan seperti mengungsi dulu” ujar Masrofi.
Disamping itu, Pj Bupati mengingatkan pentingnya langkah-langkah antisipasi menghadapi pelaksanaan pilkada serentak di musim penghujan ini. Terutama mengantisipasi TPS jangan sampai ada di lapangan atau di tempat yang rendah dengan kemungkinan banjir. Dari KPU sudah mengantisipasi untuk TPS-TPS ada di rumah-rumah penduduk dengan kemungkinan jauh dari rawan bencana.
Menurut Masrofi, bencana di Banjarnegara tidak hanya terjadi beberapa saat, namun sering terjadi sehingga dirinya optimis BPBD akan lebih maju dan tanggap, karena sudah terbiasa menghadapi berbagai kejadian bencana di Banjarnegara. Dia juga meminta agar camat sebagai penguasa wilayah di harus standy dan alat komunikasi harus aktif sehingga setiap saat tanggap dan cepat apabila terjadi bencana.
“Kita siap sedia mengantisipasi bencana dan meminta keterpaduan dalam koordinasi yang baik dan cepat. Laporkan secara berjenjang ke tingkat kabupaten atau tingkat provinsi. Tanggap cepat lapor dan siaga bencana, update terus informasi BMKG lewat BPBD dan instansi terkait, serta perlunya keterpaduan dan kesiapan logistik,” pungkasnya. *** (kominfo_kiky/bagus).
0 Komentar