11 Januari 2025 Jam 15:41

Benda Cagar Budaya Prasasti Mangulihi dari Dieng Diusulkan Naik Peringkat

Pencapaian Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara di tahun 2024 berhasil merekomendasikan 10 objek yang ditetapkan menjadi Cagar Budaya Peringkat Kabupaten oleh Bupati Banjarnegara. Di tahun 2025, ditarget satu Cagar Budaya naik peringkat. Hal itu terungkap dalam Rapat Evaluasi dan Rencana Kerja TACB yang diselenggarakan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Jumat (10/1/2024).

Dalam rapat yang dipimpin oleh Kabid Kebudayaan Yelly Harmoko tersebut, ditargetkan prasasti Mangulihi yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Kabupaten dapat naik peringkat menjadi Cagar Budaya Provinsi atau nasional.

“Kami terima kasih sekali kepada TACB Banjarnegara yang selama setahun kemarin membantu kami menetapkan 10 cagar budaya. Setelah ditetapkan harapannya ada revitalisasi cagar budaya tersebut untuk ruang ekspresi budaya. Tentu ini butuh kerjasama banyak pihak,” ujar Yelly.

Ia juga berharap tahun ini Banjarnegara memiliki cagar budaya berperingkat provinsi maupun nasional. Salah satu yang akan diajukan adalah prasasti Mangulihi.

Mangulihi merupakan nama desa di dataran tinggi Dieng saat ini. Desa tersebut ditetapkan menjadi Sima dalam catatan prasasti tersebut.

Dikatakan bahwa Sima desa Mangulihi ditetapkan oleh Sang Wka pada 786 Saka/864 M, disaksikan oleh pendeta dari berbagai desa dan dihadiri dua pejabat yaitu Parujar dan Likhita.

Terdapat 3 bagian narasi dalam prasasti ini, yang dimungkinkan terkait dengan pendirian salah satu candi di Dieng saat itu, pada masa Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala yang berkuasa sekitar abad 9.

Ketua TACB Banjarnegara Heni Purwono mengungkapkan, prasasti tersebut memang layak dinaikkan peringkat cagar budayanya. Hal itu karena menunjukkan literasi yang sudah tinggi saat itu, juga mengenai tertib administrasi pada masanya.

“Jangan melihat Dieng seperti kondisi saat ini. Pada masanya saya yakin ratusan candi berdiri di sana, dan itu pasti terkoordinasi dengan baik. Itu nilai tinggi yang dapat menjadikan prasasti ini pantas untuk dinaikan peringkatnya,” jelas Heni.

Selain itu, tambah Heni, juga ada bangunan Bandjar Tjahjana Werken (BTW) yang pada masanya menjadi proyek skala nasional dan sampai saat ini jaringan irigasinya masih digunakan dari Banjarnegara hingga Purbalingga.

“Saya rasa BTW juga harus segera ditetapkan, sekaligus diajukan untuk minimal cagar budaya peringkat provinsi karena bangunan BTW mewakili teknologi pengairan yang tinggi, bahkan sampai sekarang pun masih digunakan. Banjarnegara sangat kaya cagar budaya bernilai tinggi,” tandas Heni.***

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *