1 Februari 2025 Jam 21:26

Pj Bupati Optimistis PMI Gercep Tangani Bencana di Banjarnegara

BANJARNEGARA – Penjabat Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi S.Sos M.Si merasa optimis, PMI Banjarnegara akan gerak cepat untuk mengatasi masalah kebencanaan dan kemanusiaan, sehingga akan mampu meminimalisir Banjarnegara sebagai ‘Minimarket Bencana’

Hal tersebut disampaikan PJ Bupati saat memberikan sambutan pada pelantikan Ketua dan Dewan Pembina serta Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjarnegara periode 2025-2030, di Pendopo Dipayudha Banjarnegara, Sabtu (1/2/2025). Pelantikan dilakukan oleh Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwo Pramana SH, M.Si.

“Saya optimis PMI Banjarnegara di bawah kepemimpinan Beliau Ibu Amalia Desiana akan gercep dalam mengatasi masalah kebencanaan sehingga predikat Banjarnegara sebagai mini market bencana bisa diturunkan,” kata Pj Bupati.

Masrofi mengibaratkan, jika sebelumnya Banjarnegara ‘minimarket bencana’ maka bisa diturunkan menjadi ‘toko bencana’. Hal ini tentu saja melalui kolaborasi PMI dengan banyak pihak, seperti Baznas, dunia usaha, perbankan dan pihak lainnya.

Masrofi mencontohkan, Pemkab Banjarnegara baru saja mendapatkan bantuan dari KORPRI Jawa Tengah dalam bentuk uang Rp 250 juta untuk membantu korban bencana di wilayah atas.

“Bantuan tersebut langsung kita salurkan untuk saudara-saudara kita yang terdampak bencana,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua PMI Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, menyampaikan bahwa ini adalah periode keduanya memimpin organisasi kemanusiaan tersebut.

Ia berharap PMI semakin bermanfaat bagi masyarakat dengan dukungan penuh dari pengurus, relawan, dan berbagai pihak.

“Banyak sudah kegiatan yang kami lakukan dalam membantu masyarakat. Di periode kedua ini, kami ingin PMI lebih dekat dan lebih memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Amalia.

Dr Amel, panggilan akrabnya, juga menekankan bahwa Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana, bahkan sering disebut sebagai “minimarket bencana”.

Karena berbagai potensi bencana alam yang ada, seperti longsor, tanah gerak, gempa bumi, angin kencang, gas beracun, dan lainnya.

Meski begitu, ia optimistis bahwa dengan kerja sama dan gotong royong, segala tantangan dapat dihadapi bersama.

PMI, menurutnya, tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi dengan pemerintah, Dinas Sosial, BPBD, dan berbagai pihak lainnya sangat diperlukan untuk membantu masyarakat.

“Meski Banjarnegara sebagai minimarket bencana, kami tetap berharap dan berdoa agar daerah ini tetap aman, damai, nyaman, dan terhindar dari bencana,” tambahnya.

Amalia menjelaskan bahwa program PMI lebih bersifat situasional, menyesuaikan dengan kondisi dan perkembangan terkini.

Saat ini, PMI Banjarnegara telah mengirimkan relawan dan membangun dapur darurat untuk membantu korban longsor di Petung Kriono, Pekalongan.

Selain itu, PMI juga aktif dalam pendampingan korban tanah gerak di Banjarnegara, bekerja sama dengan relawan dan BPBD Kabupaten Banjarnegara.*** (mjp/kominfo).

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *