Kabupaten Banjarnegara adalah salah satu kabupaten dengan angka pernikahan dini tertinggi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 8,57% dengan usia 15–19 tahun. Bahkan di Kecamatan Pejawaran memiliki angka pernikahan dini tertinggi di Banjarnegara yang terlihat dari penerimaan dispensasi kawin yaitu sebanyak 70 kasus pada tahun 2022. Kejadian pernikahan dini di Kecamatan Pejawaran terutama terjadi akibat permasalahan kehamilan tidak diinginkan (KTD) selama 2022–2023. Permasalahan akut tersebut biasanya berbuntut pada banyaknya muncul Anak Tidak Sekolah (ATS), dimana angkanya di Banjarnegara ada 5729 anak yang tidak sekolah.
Mengantisipasi hal tersebut terus meningkat, Forum Anak Banjarnegara (Forbara) sebagai penyambung lidah anak kepada pemerintah dan juga sebagai pelopor dan pelapor hak-hak anak, menyelenggarakan kegiatan Forum Anak Goes To School (FAGTS). Hari ini, Kamis (17/7/2025) sejumlah 14 sekolah didatangi Forbara untuk diedukasi terkait dengan materi Perkawinan Anak, OCSEA (Online Child Sexual Exploitation and Abuse), Kesehatan Mental, Identitas Diri dan ATS (Anak Tidak Sekolah). 14 sekolah tersebut berada di kawasan barat Banjarnegara dimana angka Pernikahan Anak dan ATS nya cukup tinggi.
Ketua Forbara Udi Ananda mengungkapkan sosialisasi pencegahan pernikahan dini dari sesama anak diharapkan lebih efektif karena Genzi cenderung lebih percaya terhadap sesamanya.
“Forbara melalui kegiatannya berusaha ikut mendukung terciptanya Kabupaten Layak Anak di Banjarnegara. Kasus pernikahan dini cukup memprihatinkan di Banjarnegara, sehingga edukasi terhadap masalah ini sangat diperlukan di Banjarnegara,” ujar siswa kelas XII PPLG SMKN 1 Bawang itu.
Kegiatan Forbara Goes to School ini akan menyasar lebih dari 34 sekolah di Banjarnegara untuk empat hari ke depan, memanfaatkan waktu pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD, SMP dan SMA sederajat di Banjarnegara.