BANJARNEGARA – Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang penularannya masih tinggi di wilayah Banjarnegara.
Data dari Dinas Kesehatan, hingga akhir Juli 2025, Dinas tercatat 245 kasus DBD dengan angka insiden (IR) 24 per 100.000 penduduk. Angka tersebut masih di bawah standar nasional (IR ≤ 40/100.000), namun tetap memerlukan perhatian serius karena potensi peningkatan kasus dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama di musim kemarau yang diselingi hujan.
“Kita tidak boleh lengah. DBD bisa berakibat fatal jika tidak dicegah sejak dini. Karena itu, saya mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk,” tegas Bupati Amalia, Kamis (28/8/2025).
3 M Plus
Menurut Bupati, kondisi cuaca saat ini menyebabkan banyak genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Untuk itu, Pemkab Banjarnegara menindaklanjuti Surat Kementerian Dalam Negeri Nomor 400.5.7/4800/Bangda tanggal 7 Agustus 2025 dengan melaksanakan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.
Gerakan PSN 3M Plus tersebut meliputi:
Pertama, menguras, membersihkan, dan menyikat tempat penampungan air,
Kedua, Menutup rapat tempat penampungan air,
Ketiga, Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk.
Adapun upaya tambahan (Plus) juga perlu dilakukan, antara lain dengan menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menanam pohon pengusir nyamuk seperti sereh, zodia, lavender, dan geranium, menggunakan obat anti nyamuk, hingga memasang kelambu atau kawat kasa di ventilasi rumah.
Selain itu, Bupati dr Amalia Desiana juga menekankan pentingnya menghidupkan kembali Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), yaitu setiap rumah menunjuk satu anggota keluarga sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Gerakan ini juga didorong untuk diterapkan di sekolah, perkantoran, hingga institusi dengan menunjuk tim khusus pemantau jentik.
“Pencegahan efektif dimulai dari rumah. Dengan G1R1J, kita ingin setiap keluarga terlibat langsung menjaga lingkungannya agar bebas jentik nyamuk,” ungkapnya.
Jumat Bersih
ebagai langkah nyata, Pemkab Banjarnegara juga menginstruksikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sekolah, perguruan tinggi, puskesmas, rumah sakit, organisasi masyarakat, hingga pemerintah desa untuk menyusun jadwal PSN 3M Plus setiap pekan, salah satunya melalui kegiatan Jumat Bersih. Kegiatan ini tidak hanya berupa kerja bakti, tetapi lebih ditekankan pada pemantauan jentik secara rutin.
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora), Kementerian Agama, serta Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Wilayah IX juga diminta mengaktifkan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS/M) dengan melibatkan murid sebagai Jumantik Cilik, Dokter Kecil, dan Kader Kesehatan Remaja. Dengan cara ini, siswa tidak hanya menjaga kebersihan sekolah, tetapi juga bisa memantau jentik di rumah masing-masing dan melaporkan ke guru setiap minggu.
Selanjutnya, Dinas Kesehatan diminta meningkatkan kewaspadaan dini terhadap potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), melaksanakan fogging selektif, serta memastikan ketersediaan logistik penanggulangan DBD. Sementara puskesmas di seluruh Banjarnegara diwajibkan melakukan pemetaan daerah endemis, penyelidikan epidemiologi, serta menginput data kasus DBD secara berkala melalui aplikasi e-DBD yang terintegrasi dengan Kemenkes RI.
Peran aktif warga
Peran aktif wargamasyarakat juga menjadi kunci. PKK, organisasi masyarakat, hingga perguruan tinggi di Banjarnegara diharapkan menjadi penggerak kampanye pencegahan DBD, menciptakan lingkungan sehat, serta memasukkan isu DBD dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Rumah sakit pun diminta melaporkan setiap pasien DBD dalam waktu 1×24 jam ke Dinas Kesehatan untuk memperkuat pemantauan.
Bupati Amalia menutup imbauannya dengan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama.
“Mari kita jadikan PSN 3M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik sebagai budaya hidup sehat. Dengan gotong royong, Banjarnegara bisa terbebas dari ancaman DBD,” pungkasnya.* (kominfo).



0 Komentar