Di tengah keprihatinan pegiat cagar budaya atas aksi demonstrasi anarki yang mengakibatkan beberapa cagar budaya rusak dan hilang seperti gedung Grahadi Surabaya dan Museum Bhagawanta Bhari Kediri, di Banjarnegara justru angin segar pelestarian cagar budaya berhembus.
Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI) mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program Dana Indonesiana untuk Kajian Objek Pemajuan Kebudayaan dan Cagar Budaya. Senin (1/9/2025), mereka menggelar rapat pemantapan program di sekretariat YSMI, Petambakan, Madukara, Banjarnegara.
Ketua Umum YSMI Heni Purwono mengungkapkan pihaknya mengajukan proposal bertemakan Pembahasan, Pengkajian, Dokumentasi dan Sosialisasi (Mbah Kaji Doso) Cagar Budaya Banjarnegara.
“Alhamdulillah dalam 10 hari ke depan kami akan melengkapi proposal, setelah kami lolos verifikasi substantif. Mudah-mudahan lancar dan kami dapat berkontribusi lebih banyak terkait pelestarian cagar budaya di Banjarnegara,” ujar Heni.
Dalam programnya nanti, tambah Heni, pihaknya akan mengkaji lebih dalam 10 objek cagar budaya yang telah ditetapkan oleh Bupati Banjarnegara dan dibuat film dokumenternya.
“Selain mendokumentasikan cagar budaya yang telah ditetapkan, nantinya film itu juga bisa dijadikan media sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat. Saat ini kan banyak masyarakat yang belum tahu cagar budaya apa saja yang sudah ditetapkan di Banjarnegara,” tambah Heni.
Ia juga berharap agar situasi Banjarnegara khususnya terhindar dari anarkisme yang terjadi di banyak daerah. Hal itu menurutnya akan sangat rawan menjadikan cagar budaya rusak atau bahkan musnah.
“Jangankan terfikir untuk tumbuhnya pariwisata, rasa mencekam yang ada bahkan bisa mengancam cagar budaya. Jadi mari kita jaga situasi di Banjarnegara agar kondusif sehingga perekonomian berjalan normal. Sembari kita tentunya berharap juga pihak-pihak yang memicu kemarahan rakyat untuk bisa mengintrospeksi diri. Kita masih berharap Indonesia emas terwujud,” harap Heni
 
					



0 Komentar