Banjarnegara – Angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan stunting di Kabupaten Banjarnegara tercatat terus mengalami penurunan. Meski begitu, upaya untuk menekan ketiga indikator kesehatan tersebut tetap menjadi perhatian utama pemerintah daerah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Banjarnegara, jumlah AKB pada tahun ini tercatat 63 kasus. Angka ini jauh turun dari sebelumnya 126 kasus pada tahun 2024. Sedangkan pada tahun 2023 tercatat 134 kasus.
Sedangkan jumlah AKI tahun ini tercatat 5 kasus. Sementara pada tahun 2024 16 kasus dan tahun 202315 kasus. Untuk stunting, data dari SSGI pada tahun 2022 22,2 persen turun pada tahun 2023 menjadi 19,9 persen. Sedangkan tahun 2024 menjadi 20,6 persen.
Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, menegaskan bahwa komitmen bersama seluruh elemen masyarakat sangat penting. Sehingga penurunan angka ini benar-benar berkelanjutan.
“Hari ini yang paling penting adalah komitmen kita bersama, agar Kabupaten Banjarnegara bisa menurunkan AKI dan AKB. Dukungan semua pihak sangat dibutuhkan,” kata dia saat Advokasi AKI, AKB dan stunting di Surya Yudha, Rabu (10/9/2025).
Ia menyebutkan, ada sejumlah strategi yang saat ini ditempuh untuk menekan AKI, AKB, dan stunting. Pertama, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) agar tenaga kesehatan di Banjarnegara dapat memenuhi standar yang dibutuhkan. Termasuk kemampuan menggunakan fasilitas dan peralatan yang ada.
“Kita punya fasilitas dan peralatan, tapi jika SDM kurang, tentu tidak maksimal. Karena itu, kami sedang menginventarisasi terutama di wilayah atas. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah terbaca petanya,” jelasnya.
Selain penguatan tenaga kesehatan, Amalia juga menyoroti persoalan sosial yang ikut menyumbang tingginya AKI dan AKB, salah satunya pernikahan dini.
“Pernikahan dini menjadi salah satu faktor yang berkontribusi. Organ reproduksi yang belum sempurna dipaksa hamil di usia muda, dan itu berdampak panjang. Jadi, peran keluarga dan masyarakat juga penting untuk menekan hal ini,” tegasnya.
Untuk masalah stunting, Bupati Banjarnegara ini menegaskan perlunya kolaborasi lebih luas, tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat. Meski tidak menetapkan target angka pasti, namun ia optimistis upaya pencegahan yang terus dijalankan akan memberi hasil signifikan.
“Yang saya kedepankan adalah bagaimana kita bisa mengentaskan anak-anak Banjarnegara dari stunting. Tapi ini tidak bisa hanya pemerintah, tidak bisa hanya Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, atau desa. Keluarga sebagai garda terdepan punya peran penting,” jelasnya. ***(Kominf)



0 Komentar