22 September 2025 Jam 08:09

Bentang Ondol Seribu meter Puncaki Kuduran Budaya Wanayasa 2025

BANJARNEGARA – Puluhan ribu warga dan wisatawan memadati Lapangan Desa Wanayasa pada puncak acara Kuduran Budaya tahun 2025, Minggu (21/9/2025). Festival tahunan yang menjadi ajang pelestarian kearifan lokal pangan singkong ini kembali menghadirkan suguhan seni, tradisi, sekaligus kuliner khas ondol yang menjadi ikon Wanayasa.

Rangkaian puncak acara diawali dengan Sendratari Bidadari Ondol yang diperagakan dengan gemulai oleh 17 siswi dari SMK Wanayasa. Pertunjukan ini dilanjutkan hampir 200 siswa SMP yang menyuguhkan drama kolosal ‘Bentang Ondol Sewu Meter’ yang memukau penonton.

Suasana semakin meriah dengan kirab budaya, yang terdiri atas rombongan ‘penembung’, yakni kepala desa dan sesepuh serta para abdi dalem berbusana keraton yang secara simbolis meminta izin kepada petani untuk mengambil singkong, disusul barisan pemasak dan penyindik yang diwakili ibu-ibu dan remaja putri yang mengolah serta menusuk butiran-butiran ondol yang gurih. Berikutnya adalah barisan pembentang ondol yang dipercayakan kepada ratusan pelajar di Wanayasa.

Atraksi utama yang ditunggu-tunggu adalah Bentang Ondol 1.000 Meter oleh ratusan pelajar. Tusukan ondol yang tersusun sepanjang lebih dari seribu meter itu langsung diperebutkan warga dan ludes dalam waktu kurang dari satu menit.

Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, yang hadir langsung di tengah masyarakat memberikan apresiasi tinggi.

“Saya bangga kepada warga Wanayasa yang konsisten menjaga dan merawat budaya lokal ini. Semoga kekompakan dan kebersamaan ini akan menjadi kekuatan untuk mencapai masyarakat Wanayasa yang maju dan sejahtera kedepannya,” kata Bupati Amel.

Sementara itu Nono Sendawa, mewakili panitia menuturkan, Pesta rakyat Kuduran Budaya merupakan buah dari kreatifitas seniman muda Wanayasa. Kegiatan ini menjadikan ondol sebagai objek utamanya. Ondol sendiri merupakan jajanan tradisional yang dibuat dengan bahan utama singkong. Di beberapa lokasi, jajanan ini disebut juga ondol-ondol atau bola-bola singkong karena bentuknya yang memang bulat seperti bola.

“Agar lebih menarik dan meriah, ondol tersebut ditusukkan ke lidi mirip sate. Lalu disambung-sambung dengan dibungkus plastik. Setelah disambung lalu digantung di sebuah tempat yang sudah disiapkan membentang sepanjang lapangan desa, dengan panjang sewu meter alias satu kilometer,” ungkap Nono.
Salah seorang pengunjung, Wina, warga sekitar merasa agak kecewa karena tak kebagian berebut ondhol.

“Baru setengah menit sudah ludhes, jadinya saya nggak kebagian,” cetusnya tetap ceria.

Kemeriahan Kuduran Budaya 2025 turut disaksikan Anggota DPRD Banjarnegara dari PKB, Arif Budi Waluyo, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tursiman S.Sos, Kepala Dinas Kominfo Sagiyo SIP, Camat Wanayasa Sri Wahyuni beserta Forkopimcam. Tercatat puluhan ribu orang hadir memadati lapangan, menjadikan festival ini salah satu agenda favorit di Kabupaten Banjarnegara.

Kuduran Budaya tak hanya menjadi pesta rakyat, tetapi juga wujud rasa syukur sekaligus ajang perekat persaudaraan warga. Ondol, jajanan khas berbahan singkong berbentuk bulat dengan cita rasa gurih asin, kembali meneguhkan diri sebagai ikon kuliner dan kebanggaan masyarakat Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.*** (kominfo_mjp/gas/sgy).

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *