30 September 2025 Jam 14:47

Diskusi Budaya Mencari Identitas Budaya Banjarnegara

Selama dua hari ini, dihelat dua kegiatan bertema budaya di Banjarnegara. Kegiatan pertama bertujuan Kabupaten Banjarnegara tengah mencari identitas budaya asli yang mencerminkan kepribadian masyarakat Banjarnegara. Kegiatan digelar kemarin, Selasa (30/9/2025) di Aula Sekda Banjarnegara berupa Diskusi Terpumpun yang diselenggarakan oleh Baperlitbang Banjarnegara bersama Forum Kebangkitan Banjarnegara dan Bangsa (FKBB). Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tursiman mengatakan bahasa juga menyangkut karakter masyarakatnya.

“Cablaka, Thokmelong dan Blakasuta senantiasa terbuka dalam lisan dan perilaku. Itu karakter baik yang dimiliki oleh masyarakat Banjarnegara,” ujar Tursiman.

Tak hanya bahasa, dalam forum itu juga dibahas mengenai figur atau maskot yang dapat mewakili kabupaten Banjarnegara.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Riatmojo Ponco Nugroho mengusulkan agar tokoh wayang Antasena dijadikan simbol.

“Antasena saya rasa figur yang mencirikan orang Banjarnegara yang apa adanya, jujur dan berani. Kita memiliki bahasa Cablaka yang sesungguhnya tidak lucu dan memalukan, tapi justru budaya asli yang membanggakan,” ujar Ponco.

Kepala Badan Kesbangpol Banjarnegara Izak Danial Aloys mengamini agar bahasa Panginyongan atau Banyumasan dilembagakan secara formal kembali tanpa ada rasa malu atau ewuh pekewuh dalam setiap acara internal kabupaten.

Hal itu didukung oleh budayawan Drajat Nurangkoso yang menyampaikan bahwa bahasa Banyumasan dapat masuk dalam diksi bahasa Jawa yang diajarkan di sekolah-sekolah.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Banjarnegara, Yusuf Agung Prabowo pun mendukung hal tersebut dan mengatakan bahwa pemajuan kebudayaan merupakan bagian dari program prioritas Kabupaten Banjarnegara.

Sementara itu, hari ini Rabu (1/10/2025) di Aula Dinparbud Banjarnegara juga digelar Diskusi Terpumpun kajian batik Gumelem sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Kepala Bidang Kebudayaan Dinparbud Banjarnegara Yelly Harmoko mengungkapkan batik Gumelem dan ritus Ujungan tahun ini didaftarkan kembali sebagai WBTB karena tahun lalu kajiannya belum lengkap.

“Tahun depan kita tambah lagi keramik Klampok. Kita akan terus dorong pemajuan kebudayaan. Karena daerah yang budayanya maju pasti akan banyak rejeki. Kita bisa mencontoh Harau yang hanya sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karena budayanya hidup, alamnya bagus, wisatawan luar negeri pun banyak yang ke sana. Banjarnegara tentu bisa seperti itu dengan kerjasama semua pihak,” ujar Yelly.*** (mj/hen).

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *