Dawet Ayu Banjarnegara, produk unggulan daerah yang lahir dari tradisi, kini memasuki babak baru industrialisasi. Melalui Program Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah (PM-UPUD) yang didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdiktisaintek tahun 2025, para pelaku UMKM Dawet Ayu didorong menuju standar modern dan berdaya saing nasional.
Salah satunya adalah penerapan teknologi tepat guna pada Dawet Ayu yang merupakan kolaborasi strategis antara Pemkab Banjarnegara, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Politeknik Banjarnegara serta Paguyuban Dawet Ayu Banjarnegara.
Pada kegiatan Pengembangan Dawet Ayu Sebagai Produk Unggulan Banjarnegara yang diikuti oleh para produsen dawet di Surya Yudha Park, Jumat (17/10) dilakukan demonstrasi alat pencetak dan pengaduk dawet semi otomatis.
Alat berdesain stainless steel food grade ini dilengkapi sistem pemanas listrik otomatis dan memiliki kapasitas produksi hingga 5 liter per siklus. Dalam demo berdurasi 35 menit, alat tersebut berhasil menunjukkan peningkatan efisiensi produksi hingga dua kali lipat lebih cepat dibandingkan metode manual.
“Penggunaan alat ini menggantikan proses pengadukan dan pengepresan tradisional yang mengandalkan kekuatan tangan dan saringan, sehingga menghasilkan butiran dawet yang seragam dalam ukuran, warna, dan tekstur, serta menjamin aspek higienis yang lebih baik.” jelas Prof Rifda Naufalin, Guru Besar Teknologi Pangan Unsoed sekaligus Ketua Tim PM-UPUD
Lebih jauh ia menyampaikan, dalam program pengembangan Dawet Ayu tidak hanya berfokus pada pembangunan alat, tetapi juga pada transformasi budaya kerja dari manual menuju modern, dari kebiasaan menuju standar, serta membangun ekosistem inovasi lokal yang berkelanjutan. Tim telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) berdasarkan hasil riset dan uji laboratorium untuk menjamin stabilitas tekstur, rasa dan keamanan pangan.
Sebagai langkah nyata perluasan pasar, juga diperkenalkan dua inovasi produk baru yang akan dikembangkan, yaitu, Dawet Ayu Kekinian Ready-to-Drink (RTD) dalam kemasan cup modern dan Dawet Ayu Instan dalam bentuk cair pekat atau beku (frozen).
“Produk instan ini akan memperpanjang umur simpan dan memperluas pasar ke luar daerah. Kami ingin Dawet Ayu bisa dinikmati dimana pun tanpa kehilangan cita rasa aslinya,” tambah Prof Rifda.
Wakil Bupati Banjarnegara, Wakhid Jumali menyampaikan apresiasi atas sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam mengembangkan produk lokal berbasis inovasi teknologi.
“Kolaborasi ini menunjukkan komitmen akademisi dan pemerintah daerah dalam mendukung UMKM, membuktikan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan inovasi teknologi untuk menciptakan produk unggulan yang berdaya saing,” katanya
Ia pun berharap program pengembangan potensi Dawet Ayu akan meningkatkan produksi, kekhasannya tetap terjaga, memiliki standar yang lebih jelas.
“Ini bisa direplikasi, keotentikan atau kekhasan Dawet Ayu tetap terjaga, standarisasi lebih jelas. Produksinya bisa meningkat, dapat disalurkan ke toko modern dan makin tersebar luas,” ucapnya. (amr)






0 Komentar