BANJARNEGARA – Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana mengukuhkan Unsur Pelaksana Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) dan Koordinasi Subsektor Ekonomi Kreatif Kabupaten Banjarnegara Periode 2025–2030 di Pendapa Dipayudha, Senin (22/12/2025).
Pengukuhan dihadiri Pj. Sekda Banjarnegara Tursiman, S.Sos. yang juga Kepala Disparbud Banjarnegara, Kepala Disporabudpar Provinsi Jawa Tengah Muhamad Masrofi, S.Sos M.Si, para kepala OPD terkait, Ketua Ekraf Jawa Tengah, serta ketua Ekraf Banjarnegara periode sebelumnya.
Unsur Pelaksana Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Banjarnegara Periode 2025–2030 yang dikukuhkan antara lain: Kristiono Hadi Pranoto menjabat sebagai Ketua Pelaksana, Amrullah selaku Wakil Ketua, Aziz Arifianto Sekretaris, Fauzan Syahrul Wakil Sekretaris, Bani Akbar Dhira Yuda sebagai Bendahara, serta Kevin Praditya Maulana Wakil Bendahara.
*Kesampingkan ego*
Dalam sambutannya, Bupati Amalia menekankan pentingnya kekompakan dan mengesampingkan ego sektoral di tubuh Ekraf. Bupati mencontohkan industri getuk goreng Sokaraja yang mampu tumbuh bersama-sama meski produknya serupa.
“Industri getuk goreng itu produknya sama, dijual oleh banyak pelaku, tetapi semuanya bisa berjalan, sama-sama untung, dan tidak saling menjatuhkan. Semangat seperti inilah yang harus ditiru oleh pelaku ekonomi kreatif Banjarnegara,” tegas Bupati.
Bupati juga menyinggung pengelolaan kawasan Dieng yang menurutnya harus dilihat sebagai kepentingan bersama.
“Kita tidak perlu lagi gontok-gontokan soal Dieng milik Banjarnegara atau kabupaten lain. Yang penting semua bisa berjalan, dikelola dengan baik, dan muaranya membawa manfaat sebesar-besarnya bagi Banjarnegara,” ujarnya.
Ia menambahkan, meski Dieng Culture Festival (DCF) 2025 digelar secara sederhana, dampak ekonominya tetap signifikan.
“Bank Indonesia merilis bahwa dari kegiatan ekonomi DCF, perputaran uang mencapai Rp. 44 miliar. Ini bukti bahwa ekonomi kreatif punya daya ungkit yang luar biasa,” imbuhnya.
*Potensi besar Ekraf di Jateng*
Sementara itu, Kepala Disporabudpar Provinsi Jawa Tengah Muhamad Masrofi S. Sos M. Si menyampaikan bahwa pengukuhan tersebut merupakan langkah strategis untuk memperkuat sinergi pengembangan ekonomi kreatif di Banjarnegara. Masrofi menyatakan dukungan penuh terhadap keberadaan Ekraf di Banjarnegara. Ia menyebut Jawa Tengah saat ini menempati peringkat kedua nasional dalam ekspor produk ekonomi kreatif, dengan potensi nilai ekspor mencapai Rp. 53 triliun pada pada semester I tahun 2025.
“Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi prioritas pengembangan ekraf di Indonesia, didukung investasi dan kebijakan seperti program Kecamatan Berdaya untuk mendorong sektor seperti fesyen, kriya, kuliner, hingga potensi digital seperti game, musik, film, produk kesehatan, kopi, rempah-rempah, dan masih banyak lagi yang sudah diekspor ke luar negeri. Ini peluang yang harus dimanfaatkan secara maksimal,” pesan Masrofi.
Sementara itu Ketua Pelaksana Ekraf Banjarnegara, Kristiono Hadi Pranoto, menyatakan siap menindaklanjuti arahan Bupati, khususnya dalam menghilangkan ego sektoral.
“Kami memaklumi, jika seniman dan pelaku kreatif memang sering punya idealisme tinggi. Tapi mari kita kesampingkan ego, kita kompak dan bersatu untuk mewujudkan Banjarnegara yang maju melalui ekonomi kreatif,” pungkasnya.*** (tim kominfo_gas/send/mjp).




0 Komentar