Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Banjarnegara menggelar Doa Bersama, Tahlil dan Istighosah pasca 40 hari musibah tanah longsor di Situkung Pandanarum.
Acara yang juga menjadi rangkaian kegiatan dalam menyambut Harlah 1 Abad NU ini dilaksanakan di Pendapa Dipayudha Adigraha, Senin Malam (29/12/2025).
Pada kesempatan ini, Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana menyampaikan, musibah menjadi momentum untuk bermuhasabah, sebagai pengingat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
“Musibah yang terjadi sesungguhnya mendekatkan diri kita pada Allah, selalu ingat Allah. Kewajiban kita tetap berikhtiar, berdoa, dan mengharapkan ridho Allah ,” tuturnya
Bupati mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan keluarga besar NU yang telah membantu meringankan beban warga Situkung Pandanarum.
Ia berharap agar doa dan dukungan yang diberikan oleh keluarga besar NU tersebut akan mempercepat pemulihan pasca bencana.
“Semoga korban yang meninggal diberikan tempat terbaik di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan,” harapnya
Lebih lanjut, Bupati menyoroti peran NU sebagai organisasi keagamaan dalam menjaga kesatuan dan memberi warna pada kehidupan bangsa.
“Peran NU sangat dibutuhkan dalam menanamkan nilai modernisasi beragama, memperkuat persatuan serta membimbing generasi muda agar berakhlak mulia dan cinta tanah air,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Banjarnegara, Zahid Khasani, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah cara NU untuk mendekatkan diri kepada sohibul musibah atau orang yang tertimpa musibah.
“Ini adalah tradisi NU mendekatkan diri pada sohibul musibah. Musibah tidak ada yang tahu, bagaimanapun NU harus hadir secara fisik maupun non-fisik, berkontribusi secara nyata, baik dalam urusan dunia maupun akhirat,” jelas Zahid.
Kegiatan ini diawali dengan pembacaan tahlil dan surat yasin. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan ditutup dengan tausiyah yang disampaikan oleh Katib ‘Aam PBNU, KH Ahmad Said Asrori. (kominfo/sdw/bgs)




0 Komentar