Sekda Kabupaten Banjarnegara Drs. Indarto, M.Si mengajak pentingnya menjaga persatuan para ulama dan pemimpin (umaro) serta ketaatan umat dan rakyat. Ajakan itu disampaikan Sekda saat mengisi tausiah ba’da shalat Subuh di Masjid An Nur Banjarnegara, Kamis pagi (6/5/2025).

Menurut sekda, agama Islam yang sempurna telah lama hadir dengan sosok suri teladan paripurna seorang pemimpin agama sekaligus sebagai pemimpin negara yang melekat pada diri satu orang, yakni Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.Begitulah Negara Islam pertama kali, kepemimpinan agama dan dunia menyatu menjadi satu.

Kemudian pada masa khulafaur rasyidin-pun masih mengikuti rel yang sama. Para khalifah (Abu Bakar Asyidik, Umar Bin Khotob, Usman Bin Affan dan Ali Bin Ali Tholib) hadir sebagai pemimpin kaum muslimin melanjutkan kepemimpinan Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam.

“Mereka semua adalah ulama (ahli agama) sekaligus umara (pemimpin) pada diri yang sama. Dari sini kita dapat memahami, bahwa dalam kepemimpinan Islam pada dasarnya menyatukan pribadi ulama sekaligus umara yang keduanya hadir bersama menjadi pembimbing umat dan pemimpin rakyat kepada kebaikan dan kebenaran,” kata Sekda.

Dikatakan Indarto, di era saat ini maka sudah seharusnya para ulama dan umara harus saling berdekatan dan bahu-membahu membangun umat dan menyebarkan kebaikan kepada manusia. Ketika para ulama dengan umara mau untuk bersatu, tentu akan menjadi perpaduan yang penuh dengan keberkahan.

“Dan sama halnya juga ketika seorang pemimpin mengeluarkan kebijakan dan keputusannya, selalu ada alim ulama di sisinya yang akan memberikan masukan dan nasehat, agar keputusan itu tidak melanggar hukum syariat,” imbuhnya.

Lebih lanjut sekda Indarto mengatakan bahwa agama Ilslam telah mengatur bagaimana hubungan antara ahli agama dan pemimpin dengan rakyat dan umatnya. Masing-masing memiliki kewajiban yang harus ditunaikan sesuai dengan kedudukannya.

“Syariat telah memerintahkan agar setiap pemimpin yang telah diberi kepercayaan harus menunaikan kewajibannya kepada rakyat yang diantaranya adalah menegakkan dan menjamin terlaksananya syi’ar-syi’ar agama Islam serta memberikan kemudahan terhadap umat islam untuk menjalankan kewajiban yang ada. Setiap pemimpin juga wajilb untuk selalu bersikap adil dan amanah dalam semua urusan yang berkaitan dengan kepemimpinan terhadap semua rakyatnya,” ujarnya.

Dalam Tafsir As-Sa’di dijelaskan bahwa amanah itu adalah setiap hal yang dipercayakan kepada seseorang dan ia diperintahkan untuk menunaikannya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya agar menunaikan amanah,maksudnya secara sempurna dan penuh, tidak dikurangi, dicurangi, dan tidak pula diulurulur, dan termasuk dalam amanah di sini adalah amanah kekuasaan, harta, rahasia-rahasia, dan perintah perintah yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata.

“Adapun maksud dari adil di sini adalah yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk berhukum dengannya yaitu apa yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui lisan Rasul-Nya berupa ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum. Hal ini menuntut untuk mengetahui keadilan agar dapat menetapkan hukum dengannya, dan ketika perintah-perintah tersebut adalah suatu yang baik dan adil. Oleh karena itu, jabatan sebagai pemimpin tentu merupakan amanah yang sangat berat yang harus benar-benar ditunaikan dengan seadil adilnya,” ajaknya.

Di akhir ceramahnya, ia mengajak jemaah untuk mendo’akan semua pemimpin yang ada saat ini di Indonesia pada umumnya dan Banjarnegara pada khususnya termasuk pemimpin yang baik, yakni pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyatnya, serta mendo’akan dan dido’akan oleh rakyatnya.

“Dan juga semoga rakyat Indonesia pada umumnya dan Banjarnegara pada khususnya yang ada saat ini juga termasuk rakyat yang baik, yakni rakyat yang tunduk dan patuh kepada pemimpinnya dalam kebaikan, serta mencintai dan mendo’akan para pemimpinnya. Kabupaten Banjarmegara di bawah kepemimpinan yang baru dapat membawa Banjarnegara semakin maju dan sejahtera,” pungkasnya. (bgs).