10 Juli 2025 Jam 10:39

Membaca Nyaring Bisa Membangun Bonding

Kegiatan membaca nyaring atau dalam bahasa populernya read aloud ternyata tidak hanya akan meningkatkan kemampuan literasi membaca anak, namun juga dapat membantu terciptanya bonding antara orang tua dengan anak.
Hal itu terungkap dalam kegiatan Bimbingan Teknis Membaca Nyaring yang dihelat oleh Disarpus Kabupaten Banjarnegara, Selasa-Kamis (8-10/7) di Aula Niscala Perpustakaan Daerah Banjarnegara.
Kegiatan tiga hari beruntun itu diikuti puluhan peserta dengan kategori yang berbeda, mulai dari guru, pustakawan dan pegiat literasi hingga orang tua dengan narasumber sama, praktisi membaca nyaring: Dian Novitasari dan Syaffa Kusuma Wardani.
Kepala Disarpus Kabupaten Banjarnegara Arief Rahman mengungkapkan kondisi sekarang sangat memprihatinkan dengan teknologi yang memudahkan namun ada dampak yang kurang baik. “Kemunculan generasi stroberi biasanya mereka kurang dekat dengan orang tua, lebih dekat dengan gawai. Nah ini perlu dieliminir risikonya, mereka perlu latihan diberi tanggungjawab. Read aloud atau membaca nyaring dapat menjadi proses pendekatan orang tua dengan anak. Bagi anak, kegiatan ini akan meningkatkan kemampuan membaca, struktur bahasanya baik, meningkatkan kosa kata anak, mengembangkan imajinasi. Saya yakin dengan membaca nyaring bonding anak dengan orang tua terbangun. Tidak terjadi samawa, sama-sama main WA. Berdekatan tapi pikirannya saling berjauhan,” beber Arief.
Untuk dapat melakukan read aloud dengan anak, Dian Novitasari mengungkapkan kuncinya adalah menciptakan waktu khusus dengan anak minimal 15 menit secara konsisten.
“Untuk sampai anak bisa independent reading, tidak instan, bisa bertahun-tahun. Dampak dari membaca nyaring ke anak tidak instan. Panennya kiya tidak tahu kapan, tapi kita pasti sedang menabung kebaikan. Kosa kata anak nanti tahu-tahu akan banyak, dan kita mungkin akan kaget bahwa apa yang kita bacakan, meskipun kadang kita lihat anak tampat kurang memerhatikan ternyata kosa kata itu bisa muncul di kemudian hari,” ujar Dian.
Selain menyediakan waktu khusus, Dian juga menambahkan bahwa membaca nyaring target awalnya adalah terciptanya momen seru dan menyenangkan membaca buku untuk anak.
“Tidak perlu target yang banyak, namun lebih ke kualitas membaca bersama anak. Yang pasti amankan dari HP atau TV agar bonding tercipta. Ciptakan keteladanan orang tua juga harus gemar membaca karena orang tua adalah penggerak utama dan contoh membaca,” tambah Dian.
Sementara itu Syaffa Kusuma Wardani mengungkapkan dalam membacakan nyaring buku ke anak, orang tua minimal saat membaca intonasi dan nadanya tepat, minimal sekali sesuai tanda baca.
“Jangan ragu berekspresi saat membaca nyaring karena yang dihadapi Anda anak sendiri. Segila mungkin ekspresinyq, ciptakan kenyamanan anak,” tandas Syaffa.

[supsystic-social-sharing id='1']

Artikel Terkait…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *