BANJARNEGARA – Upaya mendorong kepedulian generasi muda terhadap isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan mengemuka dalam kegiatan diskusi dan bedah buku Reset Indonesia yang digelar di Serayu Network, Banjarnegara, Sabtu (13/12/2025).
Kegiatan tersebut diikuti ratusan peserta yang terdiri dari siswa SMAN 1 Sigaluh, SMAN 1 Purwareja Klampok, serta pegiat lingkungan. Diskusi menghadirkan penulis buku Reset Indonesia, Farid Gaban dan Benaya Harobu, yang mengulas berbagai tantangan lingkungan sekaligus alternatif solusi berbasis partisipasi masyarakat.
Dalam pemaparannya, Farid Gaban menekankan pentingnya perubahan orientasi pembangunan nasional agar lebih mengedepankan kelestarian lingkungan dan kekayaan biodiversitas. Menurutnya, hutan memiliki nilai strategis sebagai penyangga kehidupan dan investasi jangka panjang bagi generasi mendatang.
“Hutan dapat diibaratkan sebagai tabungan masa depan. Oleh karena itu, arah pembangunan ke depan perlu memperkuat upaya pelestarian sumber daya alam,” ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Benaya Harobu mengajak generasi Z untuk berperan aktif melalui penguatan kelembagaan ekonomi berbasis komunitas, salah satunya dengan membangun koperasi. Ia menyampaikan bahwa koperasi dapat menjadi sarana kolaborasi untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Sudah ada praktik baik di beberapa daerah, termasuk pengelolaan hutan berbasis koperasi yang tidak hanya menjaga ekosistem, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Buku Reset Indonesia sendiri terdiri atas 448 halaman yang memuat kumpulan tulisan hasil refleksi dan ekspedisi tentang kondisi lingkungan di Indonesia. Buku tersebut mengangkat berbagai isu lingkungan sekaligus menawarkan gagasan pembaruan arah pembangunan yang lebih ramah lingkungan.
Dalam sesi diskusi, salah satu peserta dari Kecamatan Kalibening menyampaikan aspirasi terkait persoalan lingkungan di wilayah Banjarnegara bagian atas, antara lain potensi banjir yang kerap menggenangi area persawahan serta keberadaan tempat pembuangan akhir sampah di bantaran sungai. Aspirasi tersebut menjadi catatan penting dalam mendorong peningkatan kesadaran dan kolaborasi berbagai pihak terhadap pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif, khususnya di kalangan generasi muda, untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari pembangunan daerah yang berkelanjutan.*** (hen/mj).




0 Komentar